Anekdot Kelompok

Curahan Hati Korban Kurikulum
Pada saat jam istirahat di dalam suatu ruangan kelas, timbulah suatu percapakan antara dua orang siswa yang saling mencurahkan isi hati mereka.
Mutar  :“Ya e lah mun, udah jam 1 lewat 2 menit 1 detik masih aja   ngerjain tugas.”
Munir  :“Iya nih masih banyak yang belum selesai padahal aku udah begadang semaleman.”
Mutar :“Memang keterlaluan ya kurikulum 2013 kita. Katanya sih kurikulum 2013 itu   menggunakan CBSA, Cara Belajar Siswa Aktif. Kenyataannya, kita pusing sendiri.”
Munir  :“Iya, harapannya supaya murid aktif, kreatif, inisiatif, dan  berintelek, eh ujung-ujungnya malah jadi telek kebo.”
Mutar   :“Harapannya sih begitu, tapi realitasnya.........”
Munir   :“Tugas disini, tugas disitu, tugas disana, dimana-mana ada tugas. Itu tugas atau apa?”
Mutar   :“Jadi, masih adakah waktu lagi untuk kita bisa beristirahat? Adakah waktu untuk kita bisa bersosialisasi?Cukupkah dalam satu hari untuk mengerjakan tugas sekolah yang begitu banyak padahal kita sudah lelah setelah pulang sekolah? Masih adakah waktu lagi bagi kita untuk menikmati indahnya masa remaja?”
Munir   :“Sakitnya tuh disini mut, disini.” (menunjuk hati)
Mutar  :“Tapi, kita bisa apa? Kita hanyalah seorang siswa, siswa yang merupakan korban kurikulum luar biasa ini.”
Munir    :“Jadi, CBSA bukan Cara Belajar Siswa Aktif, tapi Catat Buku Sampai Abis.”
Mutar    :“Setuju! Kita harus berterima kasih pada pak menteri akan ide memunculkan kurikulum yang amat berkesan ini.”

Analisis Struktur, Kebahasaan, dan Makna Tersirat  Teks  Anekdot ”Curahan Hati Korban Kurikulum”
1.      Struktur
 Buktinya adalah sebagai berikut.
Struktur
Teks
Abstraksi
Pada saat jam istirahat di dalam suatu ruangan kelas, timbulah suatu percapakan antara dua orang siswa yang saling mencurahkan isi hati mereka .
Orientasi
Mutar  :“Ya e lah mun, udah jam 1 lewat 2 menit 1 detik
              masih aja   ngerjain tugas.”
Munir  :“Iya nih masih banyak yang belum selesai padahal
              aku udah begadang semaleman.”
Mutar :“Memang keterlaluan ya kurikulum  2013 kita. Katanya sih kurikulum 2013 itu   menggunakan CBSA, Cara Belajar Siswa Aktif. Kenyataannya, kita pusing sendiri.”
Krisis
Munir :“Iya, harapannya supaya murid aktif, kreatif, inisiatif, dan  berintelek, eh ujung-ujungnya malah jadi telek kebo.”
Mutar   :“Harapannya sih begitu, tapi realitasnya.........”
Munir  :“Tugas disini, tugas disitu, tugas disana, dimana-
              mana ada tugas. Itu tugas atau apa?”
Mutar  :“Jadi, masih adakah waktu lagi untuk kita bisa beristirahat? Adakah waktu untuk kita bisa bersosialisasi?Cukupkah dalam satu hari untuk mengerjakan tugas sekolah yang begitu banyak padahal kita sudah lelah setelah pulang sekolah? Masih adakah waktu lagi bagi kita untuk menikmati indahnya masa remaja?”
Reaksi
Munir   :“Sakitnya tuh disini mut, disini.” (menunjuk hati)
Mutar   :“Tapi, kita bisa apa? Kita hanyalah seorang siswa,
               siswa   yang  merupakan korban kurikulum luar
               biasa ini.”
Koda
Munir   :“Jadi, CBSA bukan Cara Belajar Siswa Aktif, tapi
              Catat Buku Sampai Abis.”
Mutar :“Setuju! Kita harus berterima kasih pada pak
              menteri akan ide memunculkan kurikulum yang
              amat berkesan ini.”

2.      Kebahasaan
Buktinya adalah sebagai berikut.
No.
Ciri Kebahasaan Anekdot
Teks
1.
Kalimat yang menyatakan peristiwa masa lalu
 Pada saat jam istirahat di dalam suatu
 ruangan kelas,
 timbulah suatu
 percapakan antara dua orang siswa yang saling mencurahkan isi hati mereka.
2.
Konjungsi yang menyatakan hubungan waktu atau sebab-akibat
Mutar   :“Jadi, masih adakah waktu lagi untuk kita bisa beristirahat? Adakah waktu untuk kita bisa bersosialisasi?Cukupkah dalam satu hari untuk mengerjakan tugas sekolah yang begitu banyak padahal kita sudah lelah setelah pulang sekolah? Masih adakah waktu lagi bagi kita untuk menikmati indahnya masa remaja?”
3.
Penggunaan kata kerja aksi
Mutar:“Memang
            Keterlaluan ya
            Kurikulum
            2013 kita.
            Katanya sih
            kurikulum
            2013 itu
            Menggunakan
            CBSA, Cara
            Belajar Siswa
            Aktif.
            Kenyataannya,
            kita pusing
            sendiri.”
4.
Kalimat retoris
Munir :“Tugas disini,
              tugas disitu,
              tugas disana,
              dimana-mana
              ada tugas. Itu
              tugas atau
              apa?”
5.
Kalimat perintah
Mutar :“Setuju! Kita harus berterima kasih pada pak menteri akan ide memunculkan kurikulum yang amat berkesan ini.”
6.
Kalimat seru
Munir  :“Sakitnya tuh
             disini mut,
             disini.”
             (menunjuk
             hati)
Mutar  :“Tapi, kita bisa apa?Kita hanyalah seorang siswa, siswa              yang  merupakan korban.” kurikulum luar biasa ini.”
Munir :“Jadi, CBSA bukan Cara Belajar Siswa Aktif, tapi Catat Buku Sampai Abis.”

Nama Kelompok       1          :
1.      Brlly  Andratama Muhammad Dinata   (04)
2.      Rifaldy Adinadra Ferdiansyah              (21)
3.      Silfi Ekawati Lukiana                             (25)
Namanya Juga Guru
Pada hari Selasa jam 12.15 Pak Jojon guru matematika di SMA 1 Majumundur baru saja masuk di kelas 10 Ips 10.Namun kedua anak muridnya Bambang dan Irawan terlambat datang karena sedang melaksanakan solat dhuhur.
Bambang dan Irawan: Maaf pak tadi kami mengantri  untuk mendapatkan tempat solat.
Pak Jojon  : Oh begitu kalau begitu kalian maju kedepan.
Bambang : Lho ada apa pak?
Pak Jojon :   Kalian push up 20 kali sekarang.
Irawan : Memangnya  kami salah apa pak?
Pak Jojon : Kalian telah terlambat masuk kelas.
Bambang : Pak kami kan hanya telat 2 menit lagian tadi kami  sedang solat  dhuhur.
Pak Jojon : Kalian berani sama saya? Saya ini guru kalian lho!
Akhirnya Bambang dan Irawan pun dihukum oleh pak Jojon.
Pada minggu berikutnya di saat  jam pelajaran Pak Jojon.
Pak Jojon : Maaf ya bapak telat.
Irawan : Lho kenapa pak? Sudah 25 menit lho.
Pak Jojon : Ya tadi saya masih mengobrol di kantor.
Bambang : Karena bapak telat,bapak dihukum 20 kali push up.
Pak Jojon :  Kamu kurang ajar sama saya? Saya ini guru kamu lho.
Irawan : Buat apa sekolah mempunyai tata tertib untuk seluruh warga sekolah kalau yang menaati hanya muridnya sama saja dengan  pembodohan.




Analisis Struktur, Unsur Kebahasaan, dan Makna Tersirat Teks
Anekdot  “Namanya Juga Guru”
1.      Struktur
Struktur teks anekdot diatas sudah lengkap. Abstraksi, orientasi, krisis, reaksi, dan koda sudah ada didalam teks. Buktinya adalah sebagai berikut,
        Struktur
Teks
Abstraksi
Pada hari Selasa jam 12.15 Pak Jojon guru matematika di SMA 1 Majumundur baru saja masuk di kelas 10 Ips 10.
Orientasi
Namun kedua anak muridnya Bambang dan Irawan terlambat datang karena sedang melaksanakan solat dhuhur.
 Bambang dan Irawan: Maaf pak tadi kami mengantri  untuk mendapatkan tempat solat.
Pak Jojon  : Oh begitu kalau begitu kalian maju kedepan.
Bambang : Lho ada apa pak?
Krisis
Pak Jojon :   Kalian push up 20 kali sekarang.
Irawan : Memangnya kesalahan kami apa pak?
Pak Jojon : Kalian telah terlambat masuk kelas.
Bambang : Pak kami kan hanya telat 2 menit lagian tadi kami  sedang solat  dhuhur.
Pak Jojon : Kalian berani sama saya? Saya ini guru kalian lho!

Reaksi
Pak Jojon : Maaf ya bapak telat.
Irawan : Lho kenapa pak? Sudah 25 menit lho.
Pak Jojon : Ya tadi saya masih mengobrol di kantor.
Bambang : Karena bapak telat,bapak dihukum 20 kali push up.

Koda
Irawan : Buat apa sekolah mempunyai tata tertib untuk seluruh warga sekolah kalau yang menaati hanya muridnya sama saaja dengan  pembodohan.


2.      Unsur Kebahasaan
   Berikut analisis unsur kebahasaan teks anekdot “Namanya juga Guru”

Ciri kebahasaan anekdot
Teks
Kalimat yang menyatakan peristiwa masa lalu.
Pada hari Selasa jam 12.15 Pak Jojon guru matematika di SMA 1 Majumundur baru saja masuk di kelas 10 Ips 10.
Konjungsi yang menyatakan hubungan waktu atau sebab akibat.
Akhirnya Bambang dan Irawan pun dihukum oleh pak Jojon.

Penggunaan kata kerja aksi
  1. Namun kedua anak muridnya Bambang dan Irawan terlambat datang karena sedang melaksanakan solat dhuhur.
  2. Bambang dan Irawan: Maaf pak tadi kami mengantri  untuk mendapatkan tempat solat.
  3. Pak Jojon : Ya tadi saya masih mengobrol di kantor.
  4. Irawan : Buat apa sekolah mempunyai tata tertib untuk seluruh warga sekolah kalau yang menaati hanya muridnya sama saja dengan  pembodohan.
Kalimat retoris
Irawan : Memangnya  kami salah apa pak?

Kalimat perintah
Pak Jojon :   Kalian push up 20 kali sekarang.
Kalimat seru
Irawan : Lho kenapa pak? Sudah 25 menit lho.




3.Makna tersirat
Teks anekdot “Namanya Juga Guru” mengkritisi tentang peraturan sekolah yang seharusnya berlaku untuk semua warga sekolah tetapinyatanya hanya berlaku pada muridnya saja.

Nama Kelompok 2    :
1.Darlian Novita S (05)
2.Mutiara Amelia (16)
3.Seteva Oftafiyani (24)

Kesetrika
Di suatu pagi yang masih cerah, muncul sesosok laki-laki yang sedang ke rumah sakit karena kedua buah telinganya lagi kena luka bakar.
Dokter : “looh ada apa, yang terjadi dengan telinga anda pak?”
Pasien : “begini dokter ceritanya, sebelumnya saya lagi menyetrika baju  nah, ketika saya lagi  menyetrika baju, secara mendadak telpon saya bunyi dan mendering. Sebab reflek, akhirnya ketika saat itu saya lagi memegang setrika, langsung saja saya tempelkan ke telinga kiri saya dok.”
Dokter : “oh, begitu toh ceritanya, saya mengerti keluhan  bapak, kemudian untuk telinga bapak yang sebelah kanan itu apa yang terjadi?”
Pasien : “Nah ini dia masalahnya dokter, si bego tersebut kembali menelpon.”
Dianalisis:
  1. Struktur
Struktur teks anekdot sudah lengkap. Abstraksi, orientasi, krisis, reaksi, koda. Buktinya adalah sebagai berikut.

Struktur
Teks
Abstraksi
Di suatu pagi yang cerah.
Orientasi
muncul sesosok laki-laki yang sedang ke rumah sakit karena kedua buah telinganya lagi kena luka bakar.
Krisis
“begini dokter ceritanya, sebelumnya saya lagi menyetrika baju, nah, ketika saya lagi  
menyetrika baju, secara mendadak telpon saya bunyi dan mendering. Sebab reflek, akhirnya ketika saat itu saya lagi memegang setrika, langsung saja saya tempelkan ke telinga kiri saya dok”
Reaksi
“oh, begitu toh ceritanya, saya mengerti keluhan  bapak, kemudian untuk telinga bapak yang sebelah kanan itu apa yang terjadi?”
koda
“Nah ini dia masalahnya dokter, si bego tersebut kembali menelpon.”

  1. Kebahasaan
Berikut analisis kebahasaan teks anekdot “kesetrika”
No.
Ciri kebahasaan anekdot
teks
1.
Kalimat yang menyatakan masa lalu
Di suatu pagi yang masih cerah
2.
Konjungsi yang menyatakan hubungan waktu atau sebab akibat
akhirnya ketika saat itu saya lagi memegang setrika, langsung saja saya tempelkan ke telinga kiri saya dok.
3.
Penggunaan kata kerja aksi
Menyetrika, memegang, menelpon.
4.
Kalimat retoris
“looh, ada apa yang terjadi dengan telinga anda pak?”

kemudian untuk telinga bapak yang sebelah kanan itu apa yang terjadi?
5.
Kalimat perintah
-
6.
Kalimat seru
 ketika saya lagi  menyetrika baju
oh, begitu toh ceritanya

NAMA KELOMPOK 3       :
  1. Dava Prayoga N.
  2. Faren Aditya P.
  3. Fatin A’laa
  4. Intan Windyar H.P.

Sebuah Kejanggalan
Pada suatu hari di SMA Tulip Merah ada dua siswa yaitu ani dan reno sedang berbincang – bincang. Mereka berdua membicarakan tentang pembangunan musholla yang belum jadi dan terhenti.
Ani      :” hei reno,sejak kapan kamu ada disini?”
Reno    :” ini nih, aku sedang melihat musholla, kenapa ya kok belum jadi sampai sekarang bahkan terhenti pembangunannya.”
Ani      :” mungkin saja kekurangan tenaga kerja atau malah bisa jadi kekurangan dana?”
Reno    : “kalo kekurangan dana kayaknya nggak mungkin deh, kurang tenaga kerja? Apa harus kita turun tangan sendiri? Biar tukang bangunannya aja yang belajar dikelas, biar kita yang bangun. Pasti malah cepat selesai, hahaha”
Ani      :”ya kalee kita jadi tukang bangunan. Lo aja kali ren. Masak iya cewek cantik-cantik kayak gue disuruh bangun musholla. Kalo dana nya banyak, kenapa nggak nambah tenaga kerja aja, biar cepat selesai.”
Reno    :”felling gue malah mushollanya bakalan jadi kalo kita udah lulus, hahaha”
Lalu bel masuk pun berbunyi, akhirnya mereka berdua pun kembali lagi ke kelas untuk
mengikuti kegiatan pembelajaran.

           
Analisis Struktur, Unsur Kebahasaan, dan Makna Tersirat Teks
Anekdot  “Sebuah Kejanggalan”
1.Struktur
Struktur teks anekdot diatas sudah lengkap. Abstraksi, orientasi, krisis, reaksi, dan koda sudah ada didalam teks. Buktinya adalah sebagai berikut.
Struktur
Teks      
Abstraksi
Pada suatu hari di SMA Tulip Merah ada dua siswa yaitu ani dan reno sedang berbincang – bincang. Mereka berdua membicarakan tentang pembangunan musholla yang belum jadi dan terhenti.

Orientasi
Ani dan Reno
Krisis
” ini nih, aku sedang lihat musholla, kenapa ya kok belum jadi sampai sekarang bahkan terhenti pembangunannya.”
Reaksi
 “kalo kekurangan dana kayaknya nggak mungkin deh, kurang tenaga kerja? Apa harus kita turun tangan sendiri? Biar tukang bangunannya aja yang belajar dikelas, biar kita yang bangun. Pasti malah cepat selelsai, hahaha”

Koda
Bel masuk pun berbunyi, mereka berdua pun kembali lagi
ke kelas untuk mengikuti kegiatan pembelajaran.      
2. Unsur Kebahasaan
Berikut analisis unsur kebahasaan teks anekdot “Sebuah Kejanggalan”
No.
Ciri Kebahasaan Anekdot

1.
Kalimat yang menyatakan peristiwa masa lalu
Tidak ada
2.
Konjungsi yang menyatakan hubungan waktu atau sebab-akibat
hei reno,sejak kapan kamu ada disini?”
Lalu bel masuk pun berbunyi. Akhirnya mereka berdua pun kembali lagi ke kelas untuk mengikuti kegiatan pembelajaran.

3.
Penggunaan kata kerja aksi
 ini nih, aku sedang melihat musholla,
4.
Kalimat retoris
Tidak ada
5.
Kalimat perintah
Apa harus kita turun tangan sendiri?
6.
Kalimat seru
 kenapa ya kok belum jadi sampai
sekarang bahkan terhenti pembangunannya.”


Nama kelompok  4          :
1.      Branifa Kholiza Arifki
2.      Ersa Fitria Mahardika
3.      Ni’mathuk Khurrotan Arsy

Suka Duka Punya Teman
Di dalam sebuah perpustakaan, sedang terjadi pembicaraan antara Salsha dan Billa.
Salsha : “Bil, kamu sering pergi ke perpustakaan ya?”
Billa    : “Iya, setiap istirahat sekolah aku selalu pergi ke perpustakaan untuk membaca
    buku.”                           
Salsha : “Wah, kamu rajin sekali!
Billa   : “Iya, aku selalu berusaha agar aku bisa menjadi pandai seperti kamu.”
Salsha : “Itu benar, kalau kamu ingin pandai seperti aku, kamu harus sering-sering belajar!
   Kemudian setelah banyak membaca dan belajar kamu pasti akan mengerti.”
Billa    : “Apakah kerja keras ini belum cukup?”
Salsha : “Kamu tidak boleh menyerah. Eh, ngomong-ngomong kamu membaca buku apa?”
Billa    : “Oh, aku membaca buku tentang hukuman bagi orang-orang yang tidak mau
    mengamalkan ilmunya.”
Salsha : (hanya terdiam dan mulai berfikir tentang dirinya)
Akhirnya, Billa mulai menyadari kesalahannya. Dalam hatinya, dia berjanji akan memperbaiki diri dan mengamalkan ilmu yang dimiliki.







Analisis Struktur, Unsur Kebahasaan, dan Makna Tersirat Teks
Anekdot “Suka Duka Punya Teman”
1. Struktur
Struktur teks anekdot diatas sudah lengkap. Abstraksi, orientasi, krisis, reaksi, dan koda sudah ada didalam teks. Buktinya adalah sebagai berikut.
Struktur
Teks
Abstraksi
Di dalam sebuah perpustakaan sedang terjadi pembicaraan antara Salsha dan Billa
Orientasi
Salsha : “Bil, kamu sering pergi ke perpustakaan ya?”
Billa    : “Iya, setiap istirahat sekolah aku selalu pergi ke perpustakaan  untuk membaca  buku.”
Salsha : “Wah, kamu rajin sekali!
Billa   : “Iya, aku selalu berusaha agar aku bisa menjadi pandai
              seperti kamu.”
Krisis
Salsha : “Itu benar, kalau kamu ingin pandai seperti aku, kamu harus
              sering-sering belajar! Kemudian setelah banyak membaca   
              dan belajar kamu pasti akan mengerti.”
Billa    : “Apakah kerja keras ini belum cukup?”
Salsha : “Kamu tidak boleh menyerah. Eh, ngomong-ngomong kamu
              membaca buku apa?”
Billa    : “Oh, aku membaca buku tentang hukuman bagi orang-orang
               yang tidak mau mengamalkan ilmunya.”
Reaksi
Salsha : (hanya terdiam dan mulai berfikir tentang dirinya)
Koda
Akhirnya, Billa mulai menyadari kesalahannya. Dalam hatinya, dia berjanji akan memperbaiki diri dan mengamalkan ilmu yang dimiliki

2. Unsur Kebahasaan
Berikut analisis unsur kebahasaan teks anekdot “Suka Duka Punya Teman”
No.
Ciri Kebahasaan Anekdot
1.
Kalimat yang menyatakan peristiwa masalalu
Salsha : “Bil, kamu sering pergi ke perpustakaan ya?”
Billa    : “Iya, setiap istirahat sekolah aku selalu pergi
               ke perpustakaan untuk membaca buku.”
2.
Konjungsi waktu yang menyatakan hubungan sebab akibat
“Itu benar, kalau kamu ingin pandai seperti aku, kamu harus sering-sering belajar. Kemudian setelah banyak membaca dan belajar kamu pasti akan mengerti.”
3.
Penggunaan kata kerja aksi
“Iya, setiap istirahat sekolah aku selalu pergi ke perpustakaan untuk membaca buku.”
4.
Kalimat retoris
“Apakah kerja keras ini belum cukup?”
5.
Kalimat perintah
“Itu benar, kalau kamu ingin pandai seperti aku, kamu harus sering-sering belajar!
6.
Kalimat seru
“Wah, kamu rajin sekali!

3. Makna Tersirat
Teks anekdot “Suka Duka Punya Teman” menyampaikan makna tersirat tentang seorang teman yang tidak mau mengamalkan ilmunya kepada temannya yang lain.
Nama Kelompok 5    :
  1. Diah Ayu Retnaningrum
  2. Mia Ayu Damayanti
  3. Vionika Kurnia Arini
  4. Zada Evania
                                                Pemimpin Susah Diatur

Anak Ips ada saja tingkahnya untuk membuat orang lain merasa resah dengan kelakuannya. Setelah mendapat teguran dari guru BK untuk tidak membuat kegaduhan di kelas. Salah satu guru Bahasa Indonesia, Bu Arsyanti menanyakan kepada salah satu anak Ips yang bernama Gembul. “Mengapa anak Ips itu susah diatur?” tanya Bu Arsyanti.
 “ Iyalah Bu, anak Ips kan nantinya jadi calon pemimpin.” jawab Gembul.“Iya.seharusnya jika kalian calon pemimpin yang baik, kalian bisa diatur!”jawab Bu Arsyanti. “Ya tidaklah Bu, nanti kalau kita mudah diatur Indonesia tidak bakal maju Bu. tidak percaya Bu?”
 “Kalau pemimpinya mudah diatur nanti malah dapat dibodohi oleh rakyatnya sendiri, rakyat minta segala sesuatunya gratis diberi, minta pulau besar diberi, minta menjabat jadi presiden diberi, sekalian saja minta sekolah masuk satu tahun sekali. apa jadinya nanti Negara Indonesia ini Bu? bukannya malah maju tapi malah jadi mrosot.” Punya pemimpin harus bisa memimpin bukanya dipimpin.

Analisis Struktur, Kebahasaan, dan Makna Tersirat Teks Anekdot “Pemimpin Susah Diatur”

1. Struktur
Struktur teks anekdot di atas sudah lengkap. Abstraksi, orientasi, krisis, reaksi, dan koda sudah ada di dalam teks. Buktinya adalah sebagai berikut.

Struktur
Teks
Abstraksi
Anak Ips ada saja tingkahnya untuk membuat orang lain merasa resah dengan kelakuannya.
Orientasi
Setelah mendapat teguran dari guru BK untuk tidak membuat kegaduhan di kelas. Salah satu guru Bahasa Indonesia, Bu Arsyanti menanyakan kepada salah satu anak Ips yang bernama Gembul. “Mengapa anak Ips itu susah diatur?” tanya Bu Arsyanti. “ Iyalah Bu, anak Ips kan nantinya jadi calon pemimpin.” jawab Gembul.
Krisis
“Iya.seharusnya jika kalian calon pemimpin yang baik, kalian bisa diatur!”jawab Bu Arsyanti. “Ya tidaklah Bu, nanti kalau kita mudah diatur Indonesia tidak bakal maju Bu tidak percaya Bu?”
Reaksi
“Kalau pemimpinya mudah diatur nanti malah dapat dibodohi oleh rakyatnya sendiri, rakyat minta segala sesuatunya gratis diberi, minta pulau besar diberi, minta menjabat jadi presiden diberi, sekalian saja minta sekolah masuk satu tahun sekali. apa jadinya nanti Negara Indonesia ini Bu? bukannya malah maju tapi malah jadi mrosot.”
Koda
Punya pemimpin harus bisa memimpin bukanya dipimpin.

2.      Kebahasaan
Berikut analisis kebahasaan teks anekdot “Pemimpi Susah Diatur”.

No.
Ciri Kebahasaan Anekdot

1.
Kalimat yang menyatakan peristiwa masa lalu
Anak Ips ada saja tingkahnya untuk membuat orang lain merasa resah dengan kelakuannya. Setelah mendapat teguran dari guru BK untuk tidak membuat kegaduhan di kelas.
2.
Konjungsi yang menyatakan hubungan waktu atau sebab-akibat
Setelah mendapat teguran dari guru BK untuk tidak membuat kegaduhan di kelas.
3.
Penggunaan kata kerja aksi
Salah satu guru Bahasa Indonesia, Bu Arsyanti menanyakan kepada salah satu anak Ips yang bernama Gembul. “Mengapa anak Ips itu susah diatur?” tanya Bu Arsyanti.

4.
Kalimat retoris
“Ya tidaklah Bu, nanti kalau kita mudah diatur Indonesia tidak bakal maju Bu. tidak percaya Bu?”
apa jadinya nanti Negara Indonesia ini Bu?
5.
Kalimat perintah
“Iya.seharusnya jika kalian calon pemimpin yang baik, kalian bisa diatur!”jawab Bu Arsyanti.
6.
Kalimat seru
Punya pemimpin harus bisa memimpin bukanya dipimpin.

Nama Kelompok 6 :
1.      Muslifah           (15)
2.      Rangga Hadi    (20)
3.      Wafiq Isna A.   (27)
Sekolah Jaman Now
Disebuah kelas, ketu kelas datang membawa berita yang menggembirakan, "Jamkos... jamkos..," teriak ketua kelas itu. Anak-anak pun ikut berteriak kegirangan mendengar kabar itu karena memang sangat jarangn ada jam kosong disekolah mereka.Semua anak langsung keluar dari mejanya masing-masing dan mulai bergerombol sendiri-sendiri.merekapun mulai menggosipkan berbagai kejadian yang lagi viral tentunya.
Tak lama kemudian datang seorang murid denagn wajah kesal dan sedikit berkeringat, ia baru datang karena terlambat.
Mulas : "Kenapa? kenapa setiap murid yang terlambat dihukummdan jika guru yang terlambat           tidak ada   hukuman. Ini tidak adil!" Katanya yang baru datang.
    Mulus:"Iya, muridnya disuruh kerja kayak tukang kebun sedangkan gurunya enak-enakan,
           percuma bayar uang SPP buat bayar tukang kebun kalau muridnya yang dusuruh kerja.       Memang  aneh!"
Meles :"Jangan-jangan uangnya dikorupsi. Belum lagi bayar uang gedung terus SPP dinaikin uangnya buat apa coba."
Molos :"Kita di PHP in terus, SPP nya naik tapi fasilitas sekolah tetep aja kayak gitu. WIFI ngak lancar-lancar," tambahnya dengan nada yang tinggi.
Mulas :"Kalo belum ngelunasin uang gedung katanya kita ngak bisa ikut PAS, emangnya cari uang itu gampang!"
Molos :"Katanya sekolah Negeri,Katanya gak kebanyakan bayar, tapi nyatanya? "
Meles :"Ini namanya bukan Sekolah bertaraf Internasional lagi, tapi jadi sekolah bertarif Internasional"
Mulus :"Bener, kalo sekolah Negeri itu harusnya gak ada uang bangunan sama uang buku. Buku yang dipinjamin aja kurang, gimana muridnya mau pinter?"
Meles :"Nanti kalo kita ngak bisa, ngak faham, nlainya jelek, kita yang disalahin. Dimana-mana murid selalu salah!"
Mulas :"Padahal gurunya yang sering izin, buku gak ada gimana mau belajar? Akhirnya kita ngak bisa memahami pelajaran. Tapi tetep aja kita yang disalahin.”
Mulus:”Setiap hari kesekolah bawa bekal sampai 2 kilo,sampai sekolah cuma dikasih tugas, tugas, dan tugas."
Meles:"Padahal kita pulangnya sore-sore gitu dikasih tugas banyak banget.Mana waktu istirahat buat kita?"
Molos :"Iya, padahal kita bukan robot. Pulang sore sampai rumah ngerjain tugas, nglembur terus sampai malam. Pak.. kita juga rindu tidur siang."           
Mendengar ke empat anak yang ramai membicarakan keluhan-keluhanya itu, murid-murid lain pun dengan spontan menjawab pembicaran mereka. Tidak hanya ke empat anak itu, tapi semua siswa di kelas itu juga merasakan hal yang sama.
Inikah sekolah Negeri yang ada di Indonesia? Pendidikanya yang dibilang teratur dengan kurikulum baru agar membuat  Pintar Anak negeri tapi malah
menyusahkan.
Analisis Struktur, Unsur Kebahasaan, dan Makna Tersirat Teks
Anekdot  “Sekolah Zaman Now”
  1. Struktur
Struktur teks anekdot di atas sudah lengkap. Abstraksi, orientasi, krisis, reaksi, dan koda sudah ada di dalam teks. Buktinya adalah sebagai berikut.

Struktur
Teks
Abstraksi
Disebuah kelas, ketu kelas datang membawa berita yang menggembirakan, "Jamkos... jamkos..," teriak ketua kelas itu. Anak-anak pun ikut berteriak kegirangan mendengar kabar itu karena memang sangat jarangada jam kosong disekolah mereka.Semua anak langsung keluar dari mejanya masing-masing dan mulai bergerombol sendiri-sendiri.merekapun mulai menggosipkan berbagai kejadian yang lagi viral tentunya.
Orientasi
Tak lama kemudian datang seorang murid denagn wajah kesal dan sedikit berkeringat, ia baru datang karena terlambat.
Krisis
“Kenapa? kenapa setiap murid yang terlambat dihukummdan jika guru yang terlambat tidak ada       hukuman. Ini tidak adil!" Katanya yang baru datang.

Reaksi
Mendengar ke empat anak yang ramai membicarakan keluhan-keluhanya itu, murid-murid lain pun dengan spontan menjawab pembicaran mereka. Tidak hanya ke empat anak itu, tapi semua siswa di kelas itu juga merasakan hal yang sama.

Koda
Inikah sekolah Negeri yang ada di Indonesia? Pendidikanya yang dibilang teratur dengan kurikulum baru agar membuat Pintar Anak negeri tapi malah menyusahkan.


  1. Umsur Kebahasaan
Berikut analisis kebahasaan teks anekdot “Sekolah Zaman Now”
No.
Ciri Kebahasaan Anekdot
Contoh
1.
Kalimat yang menyatakan peristiwa masa lalu
-
2.
Konjungsi yang menyatakan hubungan waktu atau sebab-akibat

3.
Penggunaan kata kerja aksi
Membawa,Menggosipkan,Mendengar, Membicarakan
4.
Kalimat retoris
Katanya sekolah Negeri,Katanya gak kebanyakan bayar, tapi nyatanya?
Padahal kita pulangnya sore-sore gitu dikasih tugas banyak banget.Mana waktu istirahat buat kita?
5.
Kalimat perintah
-
6.
Kalimat seru
Ini tidak adil!
Dimana-mana     murid selalu salah!
Memang aneh!
Nama Kelompok 7    :
1        Adimas Permadi
2        Belinda Nadya Hapsari
3        Niswatul Mu’arifah
Junior Selalu Salah
            Saat Rizq menjadi junior, ia tak hentinya di salahkan oleh para senior. Tuntutan demi tuntutan sebagai junior yang teralu berat baginya membuatnya sering menentang senior,
“Sering gak  masuk ekstra mukanya kaya gak punya dosa ya? Emang gak tau malu ya kamu!” “Sopan santun ke senior mu mana!” “Baru kelas 10 lagaknya udah sombong,” “Punya telinga kan? Dengerin kata-kata seniormu!”  berbagai teriakan tersebut terngiang di telinga Rizq.
Rentetan teriakan tersebut awalnya membuat Rizq sakit hati dan ingin berkata kasar. Pasalnya seniornya ini terlalu sok tau dan terlalu gila hormat. Tetapi untuk sementara Rizq memilih mengendalikan emosinya.
Sesudah teriakan-teriakan itu mereda, Rizq segera angkat bicara, “Saya memang manusia yang mempunyai banyak dosa, dan saya mohon maaf jika saya kurang sopan pada kakak senior sekalian, tetapi alangkah lebih baiknya jika seorang senior memberi tahu kesalahan seorang junior terlebih dahulu agar tidak melakukan kesalahan yang akan terus berulang dan membuat para senior marah,” Rizq menjeda sebentar perkataannya, “atau kalian memang sengaja membiarkan junior kalian dalam kesalahan agar kalian mempunyai alasan untuk memarahi kami?”
Perkataan Rizq tersebut dapat membungkam telak para senior yang berada di sekitarnya tadi.
Analisis Struktur, Unsur Kebahasaan, dan Makna Tersirat Teks
Anekdot “Junior Selalu Salah”
1. Struktur
Struktur teks anekdot diatas sudah lengkap. Abstraksi, orientasi, krisis, reaksi, dan koda sudah ada didalam teks. Buktinya adalah sebagai berikut.
Struktur
Teks
Abstraksi
Saat Rizq menjadi junior, ia tak hentinya di salahkan oleh para senior.
Orientasi
Tuntutan demi tuntutan sebagai junior yang teralu berat baginya membuatnya sering menentang senior,
Krisis
“Sering gak  masuk ekstra mukanya kaya gak punya dosa ya? Emang gak tau malu ya kamu!” “Sopan santun ke senior mu mana!” “Baru kelas 10 lagaknya udah sombong,” Punya telinga kan? Dengerin kata-kata senior-senior mu ini dek!”  berbagai teriakan tersebut terngiang di telinga rizq.

Reaksi
Rentetan teriakan tersebut awalnya membuat rizq sakit hati dan ingin berkata kasar. Pasalnya seniornya ini terlalu sok tau dan terlalu gila hormat. Tetapi untuk sementara rizq memilih mengendalikan emosinya.
Sesudah teriakan-teriakan itu mereda, rizq segera angkat bicara, “Saya memang manusia yang mempunyai banyak dosa, dan saya mohon maaf jika saya kurang sopan pada kakak senior sekalian, tetapi alangkah lebih baiknya jika seorang senior memberi tahu kesalahan seorang junior terlebih dahulu agar tidak melakukan kesalahan yang akan terus berulang dan membuat para senior marah,” rizq menjeda sebentar perkataannya, “atau kalian memang sengaja membiarkan junior kalian dalam kesalahan agar kalian mempunyai alasan untuk memarahi kami?”


Koda
Perkataan rizq tersebut dapat membungkam telak para senior yang memarahinya tadi.

2. Unsur Kebahasaan
Berikut analisis unsur kebahasaan teks anekdot “Junior Selalu Salah”
No.
Ciri Kebahasaan Anekdot
1.
Kalimat yang menyatakan peristiwa masalalu
Saat Rizq menjadi junior, ia tak hentinya di salahkan oleh para senior. Tuntutan demi tuntutan sebagai junior yang teralu berat baginya membuatnya sering menentang senior,

2.
Konjungsi waktu yang menyatakan hubungan sebab akibat
Tetapi untuk sementara rizq memilih mengendalikan emosinya.

3.
Penggunaan kata kerja aksi
“atau kalian memang sengaja membiarkan junior kalian dalam kesalahan agar kalian mempunyai alasan untuk memarahi kami?”

4.
Kalimat retoris
Punya telinga kan? Dengerin kata-kata senior-senior mu ini dek!” 
5.
Kalimat perintah
“Punya telinga kan? Dengerin kata-kata senior-senior mu ini dek!” 
6.
Kalimat seru
“Sering gak  masuk ekstra mukanya kaya gak punya dosa ya? Emang gak tau malu ya kamu!”

3. Makna Tersirat
Teks anekdot “Junior Selalu Salah” menyampaikan makna tersirat tentang keegoisan para senior yang tidak mengingatkan juniornya dulu ketika junior melakukan kesalahan sehingga membuat mereka para senior memiliki alasan untuk memarahi juniornya.

Nama Kelompok 8    :
1.      Putri Nahrul H.C.D
2.      Rizq Ahmad Fadhillah
3.      Salma Azzahra



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Anekdot Individu 2

Anekdot Individu

Puisi Tema 2