Puisi Tema 2


Satu jiwa
Karya : Adimas Permadi
Kota pahlawan bergemuruh
Okunum perusak seperti sampah
Pemecah belah bhineka
Tak sedikitpun mempunyai rasa iba..

Kami ini satu..
Dalam lingkaran perbedaan
kami tidak bisa diguncangkan
dengan permainan dombamu..

Renungkan
Karya : Belinda Nadya Hapsari
Di kantong seragam dinas mu kami titipkan
Masa depan kami dan negeri ini
Harap  kau emban kepercayaan yang kami berikan
Dan apa yang terjadi
Ternyata kau hanya duduk di belakang kursi kekuasaan
Yang dengan tanpa dosanya sedang bersafari
Kau gunakan uang rakyat yang butuh keadilan
Kutanyakan kembali mana semua janji
Kutagih dan takkan pernah ku lepaskan
Harus kau renungi
Kesenangan di dunia tak akan membawamu ke surga
Berikan kami aksi nyata
Kembalikan semua
Hak ku, hak kami, hak kita
Ramadhan
Karya : Branifa Kholizah Arifky
Marhaban
Ya ramadhan
Tabir kemenangan telah menyadarkan  seluruh umat
Betapa aku mengharapkan kehadiranmu selalu dekat
Kau suluh hatiku dengan sinar kudus kasihmu
Ku harap aku dapat bersamamu

Khalik  telah limpahkan kesempatan
Segala amal dan pahala telah dilipatgandakan
Al- Qur'an seketika melambaikan tangan kepadaku
Mengajaknya untuk melantunkan kalimat suci-NYA
YA RABB...
Terlalu lama kunikmati surga duniawi
Kurindu akan belaian - MU
Maka biarkanlah hamba bersimpuh di mihrab -MU
Dalam rangka meminta ampunan
Akan segala dosa yang terus membludak
Secercah harapan  telah menghampiriku
Mengabarkan untuk cepat berhijrah
Dalam bulan yang suci ini
Kumohon segala Karunia-Mu
Dan segala ampunan-Mu
Liku kehidupan
Karya : Brlly Andratama Muhammad Dinata

Hidup ini semakin keras
Banyak rakyat kecil yang ditindas oleh tikus" berdasi
Yang mencari kesenangan demi dirinya sendiri
Yang tega membunuh hati nurani mereka,hanya untuk mengejar kenikmatan duniawi


Hai pemimpin rakyat! kami butuh janji mu yang kau lontarkan saat kampanye
Yang berjanji akan menyejahterakan kami tapi nyatanya kalian menyengsarakan
Tanpa malu kau makan semua jatah kami,
Kau sama sekali tak merasa bersalah,
Tapi kau malah semakin berulah

Pikirkan rakyat mu,
Pikirkan negeri mu,
Dengarkan keluh kesah rakyat-rakyatmu.
HOAX
Karya : Darlian Novita Sari
Hoax memang berita bohong
Beritannya sangat berani
Berita sampah yang tak jelas asalnya
Berujung membawa fitnah orang yang tidak bersalah
 
Berita hoax...
Berita yang bisa menghasut banyak orang
Padahal...
Media sosial ada aturannya

Namun...
Mereka lupa akan akibat dari hoax yang mereka sebarkan
Lupa akan hukum yang sudah menanti.





MURKA ALAM
Karya : Dava Prayoga Nurcahya

Terbitlah  mentari..
Sambut  suramnya  pagi
Ceritakan Wajah..
Pertiwi yang bersedih
Menatap marah hancurnya bumi..
Memangsa Hutan..
untuk kepentingan golongan..
Merusak lautan tanpa berpikir panjang
Demi Uang...Alam dikorbankan

Dan alampun murka..memuntahkan amarahnya
Sebagai peringatan serakahnya manusia..
Bencana melanda...
Luluh lantahkan seisi dunia
Nyawa tak berdosa kan melayang sia-sia
Nyawa tak berdosa kan jadi taruhannya...
Hutan
Karya : Diah Ayu Retnaningrum
Entah mengapa, semakin bertambah tahun kau semakin sempit
Banyak oknum-oknum yang membakarmu
Banyak warga-warga yang menebangmu
Hutan, kau indah
Tapi kau dijadikan sasaran untuk mencari uang
Kau ditebang tapi kau tak digantikan tanaman baru
Hutan, aku khawatir kepadamu
ISIS
Karya : Ersa Fitria Mahardika
Begitu kejam kau.
Kau menghancurkan negeri orang.
Kau membujuk orang untuk ikut menjadi anggotamu.

Karena ulahmu, terjadi pertumpahan darah diPalestina.
Anak kecil menjadi korban.
Ibu - ibu menjadi korban.
Mereka yang tidak bersalah menjadi korban.

Anak - anak harus terhenti sekolah karenamu.
Kau menghancurkan tempat mereka menimba ilmu.
Kau membuat teror yang besar di negeri orang.
Sehingga, membuat mereka takut karenamu.

Begitu tega kau.
Tak punya hati.
Tak punya norma.
Tak punya perasaan.
Aku berharap, ada karma yang kamu dapatkan


TIKUS BERDASI
Karya : Faren Aditya Pradana
Hai, tikus berdasi!
Katanya, kau jadi penyalur aspirasi
Kau malah suka manfaatkan situasi
Agar rekening pribadi semakin gemuk dan berisi
Berlomba raih posisi
Datang ke kantor hanya untuk absensi

Hai, tikus berdasi!
Katanya, mau membangun generasi berprestasi
Tak pernah kau sadari, rakyat begitu menderita demi sesuap nasi
Malah kau gencar lakukan konspirasi yang penuh kontradiksi

Hai, tikus berdasi!
Ah, semuanya sudah basi!
Malah bikin emosi…
Hiruk Pikuk Dunia
Karya : Fatin A’laa
Selama ini kulihat hidup semakin rumit
Banyak orang tega membunuh hati nurani,
dengan tangan mereka sendiri
Kusaksikan tangan-tangan politik semakin kotor
Meraih kemenangan demi kepentingan sendiri
Pemimpin saling berebut kursi
Namun tak dapat memimpin dirinya sendiri
Kampanye yang dilontarkan hanyalah janji-janji

Lihat,lihat banyak rakyatnya menderita karena ulah mereka
Mana ? Janji mereka yang akan menyejahterakan rakyatnya
Semua yang dilontarkan malah menyengsarakan rakyatnya
Banyak janji tak ada kerja nyata,
Tapi malah korupsi yang membabi buta
Hei pemimpin, jangan kau biarkan rakyatmu menderita

Sekarang telah banyak orang kehilangan hati mereka sendiri
Pulanglah..Keluarga merindukan Kehangatan
Teror
Karya : Hylda Dewi Marganing Tiyas
Kau bagaikan manusia tanpa otak
Manusia tanpa hati nurani
Yang tak punya perasaan
Manusia yang berhati baja
Dengan senangnya. Kau...
Membuat manusia lain di salahkan
Atas apa yang kau...  Perbuat
Dengan senang nya kau membuat kerusuhan
Seperti tanpa dosa
Apa yang kau lakukan kepada para muslim itu jahat
Dan tak patut untuk di lihat
Meskipun mata bisa melihat
Kuingin kau mendaat balasan yang setimpal
Dengan apa yang sudah...Kauuuu lakukan


Bejat
Karya             : Intan Windyar Handono Putri
Apa kau telah buta oleh amarah
Apa kau telah tak punya hati nurani
Yang membuat kau berlaku tak sepantasnya makhluk ciptaan Tuhan
Itukah impianmu itukah tujuanmu ?

Kau memisahkan saraf dari tulangnya
Kau memisahkan jantung dengan nadinya 
Bahkan kau tega menyatukan imanmu dengan balas dendam
Beratas namakan Tuhan kau membinasakan banyak orang

Apa tak pernah terlintas difikiranmu akan azab yang kau terima ?
Apa tak kau sadari Allah membenci orang yang tak punya hati nurani ?
Perlahan namun pasti semua kau jalani tanpa ada rasa tuk mengasihi
Hilang musnah yang kau inginkan saat ini

Hanya hati yang berisikan amarah dan dendam yang kau sisihkan
Sudah  berapa  manusia tak berdosa kau hancurkan ?
Apa kau tak berfikir dengan apa yangkau lakukan
Apakah dengan menghancurkan sesamamu membuatmu tenang ?

Ku rasa tidak seperti yang kau bayangkan
Kau akan terhantui oleh rasa takut dan berdosamu
Tetapi masihkah ada rasa itu di hatimu ?
Hey bajingan apakah kau tau kau telah menggali jurangmu sendiri ?

Bom yang kau buat tak seberapa dahsyat dengan azab kau diakhirat
 Ingatlah Tuhan takkan tinggal diam melihatmu
Kami hanya bisa menguapkan emosi dengan tangisan yang tak kunjung reda
Semoga kau segera tersadarkan dari jalanmu yang kelam
Dan semoga Allah memberi balasan yang setimpal dengan apa yang kau lakukan
Berkah Ilahi
Karya : Izzudin Nafi’an Syah Khairil
Diujung musim yang menyisakan dingin
Daun daun berguguran,pohon pohon bertumbangan
Akar pun berteriak, tanah kering kerontang
Kemana hujan yang ku tunggu
Kemana pelangi yang kurindu
Mungkin mereka ingin mati
mungkin mereka tidak memperdulikan lagi
manusia yang tak bisa menjaga berkah pada ilahi
Lelah Tanpa Menyerah
Karya : Mia Ayu Damayanti
Suara dentumannya masih bergema di telinga
Begitu bising nan nyaring
Membawa percikan api-api neraka
Kau teriakkan kebesaran Tuhan
Tapi kau sendiri bak setan
Kejam!
Kau ledakkan bom atom itu tepat di kepalaku
Mengalir aliran sungai darah depan rumah
Aku mandi di kolam darah
‘Ku masih tak ingin menyerah
Dengan luka yang tak tertahan
Aku berdiri lemah di antara mereka yang licik
Yang menyayat hati nurani suci tanpa dosa
Gejolak amarah dalam diri tak kunjung henti
Biarkan aku jadi Sang Nirwana
Akan ku ajak kau berlari
Dari kegelapan yang abadi

Radikalisme Pendidikan
Karya : Muslifah
Wahai angkatan muda
Jangan sampai rasa nasionalismu terkikis oleh godaan dunia
Jangan jadikan butir butir pancasila sebagai angan angan semata
Jangan sampai bangsa ini mendatangkan penguasa yang belum pernah ada
Jangan jadikan bangsa ini berubah menjadi duri dalam keterpurukan

Wahai angkatan muda
Kini negaramu telah diambang dalam perubahan
Perubahan dalam sistem edukasi yang begitu pahit dirasa
Perubahan yang banyak meninggalkan ciri khas jati diri bangsa
Perubahan yang menjadikan anak bangsa tidak tersususpi oleh nilai nilai luhur bangsa

Wahai angkatan muda
Sudikah kau kehilangan syair syair kebangsaan
Sudikah kau kehilangan sepotong kain segi empat kebangsaan
Sudikah kau kehilangan simbol resmi negara dengan moto persatuan dan kesatuan
Sudikah kau bahasa nasional tergantikan oleh bahasa yang tidak biasa

Wahai angkatan muda
Hadapilah tantangan dari berbagai penjuru dunia
Kuatkan tekad untuk menyeranng segala bentuk perubahan
Jadikan bangsa ini layaknya bangunan yang berdiri kokoh dan kuat
Yang tidak bisa ditembus dengan berbagai jenis senjata

Surabaya Jangan Menangis Lagi
Karya : Mutiara Amelia
Dentuman asa menggelegar
Menembus pendengaran tiap insan
Kedamaian yang ada telah hilang
Rasa takut mencekam menerpa tak terbantahkan

Surabaya menangis asa
Melihat cakrawala sekitarnya
Tiada senyuman yang terbit hari ini
Hanya duka yang menggenang menghiasi

Semua jiwa bersuara
Mengapa ada insan yang tak punya hati
Debu debu hitam telah mengisi pikiran mereka
Merubah semua keyakinan yang telah tertanam dalam diri

Surabaya menangis lagi
Demi jiwa yang menatap nanar kota ini
Mengapa mereka tak berhenti
Masih kurangkah diri menimpa ironi?

Ketika surya tenggelam diujung mega
Dan rembulan yang bersinar terang
Akankah masih ada harapan
Agar Surabaya tak menangis lagi




Mutualisme Yang Tak Berkualitas
Karya : Ni’mathul Khurtan Acyuni Arsy
Bermain main dengan dunianya sendiri
Hingga lupa bahwa bangsa ini tetap menanti
Turunan generasi yang tak paham waktu
Berpikir bahwa masa depan hanya untuk ditunggu

Aku terdiam bersama pagi
Ku pandangi setiap jarum pada jam yang terus berputar
Tak pernah bisa mengarah kembali
Bukan alasan, bagi mereka yang sudah sadar

Sebagian lagi katanya tak mau jadi pengangguran
Tapi dirinya selalu sibuk bermalas-malasan
Mereka percaya pada berita tentang banyak perkantoran
Yang sedang menerima dana tambahan
Makhluk Tanpa Hati
Karya : Niswatul Mu’arifah
Kini kita tersakiti kembali
Oleh makhluk-makhluk tanpa hati
Wujud manusia tanpa manusiawi
Otak pintar yang tak disertai hati nurani
Etika biak berbalutkan agama
Ternyata hanya menjadi covernya saja
Karena meledakkan bom dianggap perjuanganya

Bummm... Bummmm... Bummm
Bom lagi, bom lagi, dan bom lagi
Terdengar keras suaranya,
Membisingkan telinga kita
Menghancurkan segalanya
Merenfgut makhluk-makhluk tak berdosa
Membuat mereka terluka,
Dengan menghujam hak asasi
Dan mimpi- mimpi indah mereka

Bukankah dunia ini milik kita bersama?
Apakah salah kita ingin bahagia?
Namun apa mau kalian?
Apa bom itu membuat kalian bahagia?
Membuat tenang jiwa kalian yang penuh dosa?
Jiwa hitam yang berbalut nafsu kebencian
Kita Indonesia!
Bangsa yang menjungjung suatu persatuan,
Takkan habis ditangan kalian
Merah putih akan terus memberontak
Demi terciptanya kenyamanan dan kedamaian
Menuju bangsa yang tak kenal teror jahanam!
Indonesia,Dulu
Karya : Putri Nahrul Hayah Cahyani Dewi
Dimana wajah Indonesia yang dulu?
Yang mengedepankan kebersamaan
Berjuang bersama melawan penjajah
Demi suatu kehormatan

Dimana wajah Indonesia yang dulu?
Yang menjujung toleransi
Yang menjadikan perbedaan sebagai kekayaan
Yang menjadikan perbedaan sebagai tameng

Dimana semangat membara para pemuda?
Bekerja sama merebut kemerdekaan
Dimana baktimu pada bangsa ini pemuda?
Disaat negeri sedang berproses,dimana kau?
Kau hanya bisa berprotes

Jangan tanyakan apa yang negera ini berikan padamu.
Tanyakan padamu dirimu sendiri!apa yang sudah kau lakukan?
Apa yang sudah kau berikan pada negera mu tercinta ini?
Borobudur
Karya : Rangga Hadi Firmansyah
Candi raksasa
Berundak sampai menjulang
Indah dari kejauhan
Sungguh menakjubkan
Bangunan megah ciptaan leluhur nusantara
Cerminan dari kerajaan megah bangsa Indonesia
Dicintai rakyat Indonesia
Dikagumi seluruh Dunia



Sekelompok Orang Yang Merusak Bangsa
Karya   : Rifaldy Adinandra Ferdiansyah
Suara bom itu terdengar lagi
Merenggut nyawa orang orang yang tak berdosa
Meninggalkan luka yang mendalam
Beserta trauma yang tak kunjung hilang

 Wahai bajingan
Engkau telah merusak bangsa ini
Dengan menebarkan ketakutan di bumi ini
Merebut kebahagiaan kami
Serta masa depan anak anak kami

 Sadarlah
Jangan ingin diperbodoh(lagi)
Kita adalah bangsa yang kuat
Kita adalah bangsa yang anti teror
Bangsa yang menghargai rakyat
Perusak Kedamaian
Karya : Rizq Ahmad Fadhila
Kau adalah bajingan !
Kau merusak semua kebahagian yang ada pada kami
Kau merusak kedamaian yang ada pada kami
Kau tidak punya hati nurani
Kau menghilangkan nyawa orang yang tidak tau apa apa
Dengan menggunakan anak kecil,kau hancurkan kedamaian di negri kami
 Ya!Teroris.
Orang yang menghancurkan kedamaian dalam negeri ini
Dengan kejam,tanpa hati nurani

Kota Usang
Karya : Salma Azzahra
Kota usang itu dipenuhi kelabu
Tak seorang pun menghiraukan itu
Hal itu mungkin tampak semu
Mereka terus terusan sibuk meramu
Yang membuat kota itu menjadi kelabu
Suara bising pun ikut mengadu
Sisa sisa sampah turut serta menggunung
Setelah ini, siapa yang akan menanggung
Apakah harus menunggu kuasa sang agung?



Diatas Tebing
Karya : Seteva Oftafiyani
Rasanya bagai diatas tebing yang terombang ambing oleh hembusan angin
Yang menjatuh kan ku dibawah lautan dalam
Dengan ombak yang ganas dan menenggelamkan ku pada lautan bebas
Lalu membawa ku diantara luas nya samudra pada hamparan dunia

Ya Allah..
Masa ini sungguh mengikat
Likak likuknya dunia memberat
Dan musim panas ini telah berakhir..
Demikian hujan telah datang menghias dan mengobati para hati perindu aromanya

Inikah masa yang ditunggu telah datang ?
Baru kusadari bahwa yang ku nanti kan ini adalah ujian
Dimana kesenjaan usia yang diiringi dewasa akan semakin menorehkan lukisan suka dan duka
Sebab tanggung jawab yang semakin banyak
Tak apa bila ini masih berada dalam dekapan dunia
Karena hidup ini diciptakan untuk diuji
Yang menjadi saksi untuk berjuang
Atas Surga yang telah Allah janjikan

Sesungguhnya musim panas itu bukanlah ujian
Melainkan nikmat bagi mereka yang menyadari keindahannya
Angin menyapa nan memberikan kesejukan
Matahari menerangi dengan kehangatan
Ya Allah..
Sesungguhnya hujan itu pun adalah anugerah
Bukanlah musibah, bagi mereka yang tak memahami
Sebab.. Rintih rintih air itu adalah kehidupan
Dan langit itu merupakan peringatan
Kepada mereka hamba yang bersaksi
Tikus Kantor
Karya : Silfi Ekawat Lukiana
Wahai tikus kantor
Apa yang kau mau
Dan apa yang kau harapkan
Hingga kau tergeriur olehnya
Kau telah membuat makhluk lain menderita
Dengan ulahmu yang tak karuan
Dan kau telah memakan makanan yang bukan makananmu
Sungguh kau sangat rakus

Wahai tikus kantor
Kau harus tahu
Kau harus paham
Dan kau harus mengerti
Bahwa tingkahmu itu merugikan

Perlu kau tahu wahai tikus kantor
Sesungguhnya tempat untuk membukakan kalbumu
Itu sudah begitu penuh
Sebab begitu banyaknya temanmu
Hingga kami bingung
Tindakan apa yang kami lakukan
Supaya kau dan temanmu itu jera




Merapi Tak Pernah Ingkar Janji
Karya : Vionika Kurnia Arini
Sampai pada puncak indahmu
Sejenak terlupa oleh masalah dalam hidup
Ada yang memandangmu angkuh menjulang
Hingga kau berani menembus awan
Tapi kali ini kau menutupi tanah hijaumu dengan pasir abu-abu
Apa kau marah wahai Merapi?

Kami datang tak mengusik ketenanganmu
Hanya sekedar bersinggah dan menyapamu
Sebab tak sanggup untuk memeluk
Redakan amarahmu
Kecilkan egomu
Untuk menghadirkan segala tawa bahagia disekitarmu
Selalu kami ingat pesanmu yang tertulis di papan
Karena Merapi tak akan pernah mengingkari janji

Kebablasan
Karya : Wafiq Isna Ahsani
Dimasa yang serba kebebasan seperti saat ini
Insan manusia mulai terlena oleh teknologi
Semua berlomba-lomba membuat sensasi
Demi sebuah pengakuan yang hanya bersifat duniawi

 Bagai tak ada batasan untuk menjaga moral
 Nafsu belaka yang telah mengubah nilai dan norma
 Tiba saat orasinya banyak di kecam oleh warganet
 Tiba saat ucapannya diproses hukum

 Ibarat gula yang ditolak semut
 Mereka pun memelas hingga bersujud
 Namun hukum telah berbicara
 Tiada guna mereka mengiba
    
Meleburlah Budayaku
Karya : Yustina Dwi Nastiti
Satu persatu budaya mulai hancur
Luluhlantah dan dilupakan begitu saja
Ini bukan salah tik tok maupun musically
Hanya generasi mudanya saja yang tak mau perduli
Bisanya hanya hepi-hepi
Numpang ngehit lewat aplikasi
Tak dapat kita pungkiri
Budaya kita sendiri telah pergi
Digusur perkembangan teknologi
Tsunami
Karya : Zada Evania
Jerit dan tangis terdengar keras
Orang orang segera berlari mencari bukit yang tinggi
Berlari kesana kemari berkeliaran dimana mana

Isak dan tangis pun terdengar pula
Suasana semakin riuh
Yang terpenting
Jiwa raga mereka selamat
Harta tidak penting lagi bagi mereka

Komentar

  1. AYAH SEGALANYA UNTUKKU By KOMUNITAS LITERASI PASER
    http://literasipaser.blogspot.com/2017/12/ayah-segalanya-untukku.html

    [Puisi] TIKUS BERDASI by Keisya Avicenna
    http://www.keisyaavicenna.com/2016/03/puisi-tikus-berdasi.html

    KUTIPAN Iwan Setyawan
    https://jagokata.com/kutipan/kata-rumit.html

    Puisi Roman Picisan untuk Ibu
    http://rezabloge.blogspot.com/2017/03/puisi-roman-picisan-untuk-ibu.html

    Kumpulan puisi romantis roman picisan sinetron di RCTI
    http://rezabloge.blogspot.com/2017/03/kumpulan-puisi-romantis-roman-picisan-sinetron-dircti.html

    BalasHapus
  2. Deskripsi Sebuah nama dalam kontak biasanya bisa menjadi tanda apakah kita spesial di mata seseorang. Buat kamu yang penasaran, nama apa yang diberikan teman atau gebetanmu di dalam ponselnya kam… Baca Selengkapnya 👇
    https://www.ourtecads.com/2020/06/cara-mengetahui-namamu-di-kontak-hp-orang-lain.html

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Anekdot Individu 2

Anekdot Individu