Anekdot Individu 2



16. Panglima AL Paraguay.
Paraguay dikenal sebagai salah satu negara yang tidak mempunyai laut.Tapi anehnya, negara Amerika Latin ini punya panglima angkatan laut.Suatu ketika kata Gus Dur Panglima AL Paraguay ini berkunjung ke negara Brazil.Dalam kunjungan itu ia menemui Panglima AL Brasil.Salah seorang staf AL Brasil yang ikut menemuinya bertanya seenaknya,”Negara bapak itu aneh ya.Tidak punya laut tapi punya panglima seperti Bapak.”Dengan kalem sang tamupun menanggapi,”Negeri Anda ini juga aneh ya.Hukumnya tidak berjalan,tapi merasa perlu mengangkat menteri kehakiman.”Staf AL Brasilpun terdiam mendengar jawaban dari Panglima AL Paraguay.
Analisis Struktur, Kebahasaan,  dan Makna Tersirat Teks Anekdot “Panglima AL Paraguay”
1.      Struktur
Struktur teks di atas sudah lengkap. Abstraksi, orientasi, krisis, dan koda sudah ada dalam teks. Buktinya adalah sebagai berikut.
Struktur
Teks
Abstraksi
Paraguay dikenal sebagai salah satu negara
yang tidak mempunyai laut.
Orientasi
Suatu ketika, kata Gus Dur, Panglima AL
Paraguay ini berkunjung ke negara Brasil.
Krisis
Dalam kunjungan itu ia menemui Panglima
AL Brasil. Salah seorang staf AL Brasil yang
ikut menemuinya bertanya seenaknya, "Negara bapak itu aneh ya. Tidak punya
laut, tapi punya panglima seperti Bapak."
Reaksi
"Negeri Anda ini juga aneh, ya. Hukumnya
tidak berjalan, tapi merasa perlu
mengangkat seorang menteri kehakiman."
(mbs)
Koda
Staf AL Brasilpun terdiam mendengar jawaban dari Panglima AL Paraguay.

2.      Kebahasaan
Berikut analisis kebahasaan teks anekdot “Panglima AL Paraguay”
Ciri kebahasaan anekdot
Teks
Kalimat yang menyatakan peristiwa masa lalu.
Suatu ketika, kata Gus Dur, Panglima AL
Paraguay ini berkunjung ke negara Brasil
Konjungsi yang menyatakan hubungan waktu atau sebab akibat.
Suatu ketika, kata Gus Dur, Panglima AL
Paraguay ini berkunjung ke negara Brasil
Penggunaan kata kerja aksi
1.Paraguay dikenal sebagai salah satu negara yang tidak mempunyai laut.
2. Panglima AL Paraguay ini berkunjung ke negara Brasil.
3. Dalam kunjungan itu ia menemui Panglima AL Brasil.
4. Dengan kalem sang tamu pun menanggapi,
5. Staf AL Brasilpun terdiam mendengar jawaban dari Panglima AL Paraguay.
Kalimat retoris
-
Kalimat perintah
-
Kalimat seru
"Negara bapak itu aneh ya. Tidak punya
laut, tapi punya panglima seperti Bapak."

3.      Makna Tersirat
Dari teks anekdot “Panglima AL Paraguay.” Adalah mengkritisi sebuah negara yang memiliki menteri  kehakiman tetapi hukum di negara itu sudah tidak bejalan semestinya lagi.
17.Orang NU Gila
Rumah Gus Dur di kawasan Ciganjur,Jakarta Selatan, sehari-harinya tidak pernah
sepi dari tamu. Dari pagi hingga malam,bahkan tak jarang sampai dinihari para tamu
ini datang silih berganti baik yang dari kalangan NU ataupun bukan. Tak jarang mereka pun datang dari luar kota.Menggambarkan fanatisme orang NU, kata Gus Dur, menurutnya ada 3 tipe orang NU.“Kalau mereka datang dari pukul tujuh pagihingga jam sembilan malam, dan menceritakan tentang NU, itu biasanya orang NU yang memang punya komitmen dan fanatik terhadap NU,” tegas Gus Dur.Orang NU jenis yang kedua, mereka yang meski sudah larut malam, sekitar jam dua belas sampai jam satu malam, namun masih mengetuk pintu Gus Dur untuk membicarakan NU, “Itu namanya orang gila NU,” jelasnya.“Tapi kalau ada orang NU yang masih juga mengetuk pintu rumah saya jam dua dinihari hingga jam enam pagi, itu namanya orang NU yang gila,” kata Gus Dur sambil terkekeh.
Analisis Struktur, Kebahasaan, dan Makna Tersirat Teks Anekdot “Orang Nu Gila

1.      Struktur
Struktur teks anekdot diatas sudah lengkap. Abstraksi, orientasi, krisis, reaksi, dan koda sudah ada didalam teks. Buktinya adalah sebagai berikut
Struktur
Teks
Abstraksi
Rumah Gus Dur di kawasan Ciganjur, Jakarta Selatan, sehari-harinya tidak pernah sepi dari tamu.
Orientasi
Dari pagi hingga malam,bahkan tak jarang sampai dinihari para tamu ini datang silih berganti baik yang dari kalangan NU ataupun bukan. Tak jarang mereka pun datang dari luar kota.
Krisis
Menggambarkan fanatisme orang NU, kata Gus Dur, menurutnya ada 3 tipe orang NU.“Kalau mereka datang dari pukul tujuh pagi hingga jam sembilan malam, dan menceritakan tentang NU, itu biasanya orang NU yang memang punya komitmen dan fanatik terhadap NU,” tegas Gus Dur.Orang NU jenis yang kedua, mereka yangmeski sudah larut malam, sekitar jam dua  belas sampai jam satu malam, namun masih mengetuk pintu Gus Dur untuk  membicarakan NU, “Itu namanya orang gila NU,” jelasnya. “Tapi kalau ada orang NU yang masih juga mengetuk pintu rumah saya jam dua dinihari hingga jam enam pagi, itu namanya orang NU yang gila,” kata Gus Dur sambil terkekeh
Reaksi
Orang NU memanas mendengar jawaban yang dilontarkan Gusdur. Namun mereka hanya membalasnya dengan senyuman yang masam.
Koda
Gusdur pun tertawa bersama si pembawa acara tersebut.









2.      Unsur Kebahasaan
Berikut analisis kebahasaan teks anekdot “Orang NU Gila
 
No.
Ciri Kebahasaan Anekdot

1.
Kalimat yang menyatakan peristiwa masa lalu
Kata Gus Dur, menurutnya ada 3 tipe orang NU.“Kalau mereka datang dari pukul tujuh pagi hingga jam sembilan malam, dan
menceritakan tentang NU, itu biasanya orang NU yang memang punya komitmen dan fanatik terhadap NU,” tegas Gus Dur.Orang NU jenis yang kedua, mereka yang meski sudah larut malam, sekitar jam dua belas sampai jam satu malam, namun masih mengetuk pintu Gus Dur untuk membicarakan NU, “Itu namanya orang gila NU,” jelasnya.“Tapi kalau ada orang NU yang masih juga mengetuk pintu rumah saya jam dua dinihari hingga jam enam pagi, itu namanya orang NU yang gila,” kata Gus Dur sambil terkekeh.
2.
Konjungsi yang menyatakan hubungan waktu atau sebab-akibat
a) Dari pagi hingga malam
b) Pukul tujuh pagi hingga jam sembilan malam
c) Sekitar jam dua belas sampai jam satu malam
d) jam dua dinihari hingga jam enam pagi
3.
Penggunaan kata kerja aksi
a) Bahkan tak jarang sampai dinihari para tamu ini datang silih berganti baik yang dari kalangan NU ataupun bukan.
b)Menggambarkan fanatisme orang NU, kata Gus Dur, menurutnya ada 3 tipe orang NU.
c) “Kalau mereka datang dari pukul tujuh pagi hingga jam sembilan malam, dan
menceritakan tentang NU, itu biasanya
orang NU yang memang punya komitmen dan fanatik terhadap NU,” tegas Gus Dur.
d) mereka yang meski sudah larut malam, sekitar jam dua belas sampai jam satu malam, namun masih mengetuk pintu Gus Dur untuk membicarakan NU
4.
Kalimat retoris
-
5.
Kalimat perintah
-
6.
Kalimat seru
-

3.      Makna Tersirat
Teks anekdot “Orang NU Gila” menyoroti masalah sikap atau karakter orang NU menurut pandangan Gusdur.



18.Lupa Tanggal Lahir
Gus Dur, nama lengkapnya adalah Abdurrahma Al-Dakhil. Dia dilahirkan pada hari Sabtu di Denanyar, Jombang, Jawa Timur. Ada rahasia dalam tanggal kelahirannya. Gus Dur ternyata tidak tahu persistanggalberapasebenarnyadia dilahirkan.
Sewaktu kecil, saat dia mendaftarkan diri sebagai siswa di sebuah SD di Jakarta, Gus Dur ditanya, " Namamu siapa Nak?" "Abdurrahman," jawab Gus Dur. "Tempat dan tanggal lahir?' "Jombang ...," jawab Gus Dur terdiam beberapa saat. "Tanggal empat, bulan delapan, tahun 1940," lanjutnya
Gus Dur agak ragu sebab dia menghitung dulu bula kelahirannya. Gus Dur hanya hapal bulan Komariahnya, yaitu hitungan berdasarkan perputaran bulan. Dia tidak ingat bulan Syamsiahnya atay hitungan berdasarkan perputaran matahari.
Yang Gus Dur maksud, dia lahir bulan Syakban, bulan kedelapan dalam hitungan Komariah. Tetapi gurunya menganggap Agustus, yaitu bulan delapan dalam hitungan Syamsiah.
Maka sejak itu dia dianggap lahir pada tanggal 4 Agustus 1940. Padahal sebenarnya dia lahir pada 4 Syakban 1359 Hijriah atau 7 September 1940.


1.Struktur
Struktur teks anekdot di atas sudah lengkap. Abstraksi, orientasi, krisis, reaksi, dan koda sudah ada di dalam teks. Buktinya adalah sebagai berikut.

Struktur
Teks
Abstraksi
Gus Dur, nama lengkapnya adalah Abdurrahman Al-Dakhil. Dia dilahirkan pada hari sabtu di Denanyar, Jombang, Jawa Timur  
Orientasi
Sewaktu kecil, saat dia mendaftarkan diri sebagai siswi di sebuah SD di Jakarta, Gus Dur di Tanya,”nama mu siapa nak?” “Abdurrahman,” jawab Gus Dur
Krisis
“Tempat dan tanggal lahir?” “Jombang….” Jawab Gus Dur terdiam beberapa saat. “tanggal empat, bulan delapan,tahun 1940,”
Reaksi
Gus Dur agak ragu sebab dia menghitung dulu bulan kelahirannya. Gus Dur hanya hafal bulan komariyah nya, yaitu hitungan berdasarkan perputaran bulan.dia tidak ingat bulan syamsiah nya atau hitungan berdasarkan perputaran matahari.
Koda
Maka sejak itu dia dianggap lahir pada tanggal 4 Agustus 1940. Padahal sebenarnya dia lahir pada 4 syakban 1359 hijriyah atau 7 September 1940.












2.Kebahasaan
Berikut analisis kebahasaan teks anekdot “Lupa tanggal lahir!.
No.
Ciri Kebahasaan Anekdot

1.
Kalimat yang menyatakan peristiwa masa lalu
Sewaktu kecil,saat dia mendaftarkan diri sebagai siswa disebuah SD di Jakarta, Gus dur ditanya, namamu siapa nak? “Abdurrahman,”jawab Gus dur  
2.
Konjungsi yang menyatakan hubungan waktu atau sebab-akibat
Sewaktu kecil, saat dia mendaftarkan diri sebagai siswa disebuah SD
Gus Dur agak ragu sebab dia menghitung dulu bulan kelahirannya 
3.
Penggunaan kata kerja aksi
Mendaftarkan
Menghitung
Menganggap
4.
Kalimat retoris
-
5.
Kalimat perintah
-
6.
Kalimat seru
-

1.      Makna Tersirat
Gus Dur hanya tahu tanggal kelahiranya menurut Tahu Hijriah


19. Santri Dilarang Merokok
Para santri dilarang keras merokok!" begitulah aturan yang berlaku di semua pesantren, termasuk di pesantren Tambak Beras asuhan Kiai Fattah, tempat Gus Durpernah nyatri. Tapi, namanya santri, kalau tidak bengal dan melanggar aturan rasanya kurang afdhol.Suatu malam, tutur Gus Dur, listrik di pesantren itu tiba-tiba padam. Suasana pun jadi gelap gulita. Para santri ada yang tidak peduli, ada yang tidur tapi ada juga yang terlihat jalan-jalan mencari udara segar. Di luar sebuah rumah, ada seseorang sedang duduk-duduk santai sambail merokok. Seorang santri yang kebetulan melintas di dekatnya terkejut melihat ada nyala rokok di tengah kegelapan itu."Nyedot, Kang?" sapa si santri sambil menghampiri "senior"-nya yang sedang asyik merokok itu. Langsung saja orang itu memberikan rokok yang sedang dihisapnya kepada sang "yunior". Saat dihisap, bara rokok itu membesar, sehingga si santri mengenali wajah orang tadi.Saking takutnya, santri itu langsung lari tunggang langgang sambil membawa rokok pinjamannya. "Hai, rokokku jangan dibawa!" teriak Kiai Fatta.
Analisis Struktur, Unsur Kebahasaan, dan Makna Tersirat Teks
Anekdot  “Sebuah Kejanggalan”
1.      Struktur
Struktur teks anekdot diatas sudah lengkap. Abstraksi, orientasi, krisis, reaksi, dan koda sudah ada didalam teks. Buktinya adalah sebagai berikut.
Struktur
Teks      
Abstraksi
Para Santri dilarang keras untuk merokok.
Orientasi
Aturan yang berlaku di semua pesantren,termasuk di Pesantren Tambak Beras asuhan Kiai Fattah.
Krisis
Suatu malam listrik padam .Para santri ada yang tifur ada ynag jalan-jalan.Di luar sebuah rumah ada seorang sedang duduk sambil merokok.
Reaksi
 Seorang santri menyapa seniornya yang sedang merokok dan seniornya memberikan rokok terseburt.Saat dihisap,bara rokok itu membesar sehingga santri tersebut mengenali wajah orang tersebut.
Koda
Saking kagetnya,santri itu langsung lari tunggang langgang,ternyata orang tersebut adalah Kiai Fatta  
2. Unsur Kebahasaan
Berikut analisis unsur kebahasaan teks anekdot “Sebuah Kejanggalan”
No.
Ciri Kebahasaan Anekdot

1.
Kalimat yang menyatakan peristiwa masa lalu
Suatu malam,listrik di pesantren itu padam.
2.
Konjungsi yang menyatakan hubungan waktu atau sebab-akibat
Suatu malam
3.
Penggunaan kata kerja aksi
 Melanggar,mencari,melihat,merokok,dan membawa
4.
Kalimat retoris
Nyedot,kang?
5.
Kalimat perintah
Rokokku jangan dibawa!
6.
Kalimat seru
 -

3.Makna Tersirat
Teks ankedot “Santri Dilarang Merokok” menyampaikan bahwwa walauppun itu santri juga bisa melanggar peraturan.

20. Doa Mimpi Matematika

Jauh sebelum menjadi presiden, Gus Dur dikenal sebagai penulis yang cukup produktif. Hampir tiap pekan tulisannya muncul di koran atau majalah. Tema tulisannya pun beragam, dari soal politik, sosial, sastra dan tentu saja agama.
Dia pernah mengangkat soal puisi yang ditulis oleh anak-anak di bawah usia 15 tahun yang dimuat majalah Zaman
Kata Gus Dur, anak-anak itu ternyata lebih jujur dalam mengungkapkan keinginannya. Enggak percaya? Gus Dur membacakan puisi yang dibuat Zul Irwan
Tuhan....
Berikan aku mimpi malam ini
Tentang matematika
Yang diujikan besok pagi.

Analisis Struktur, Kebahasaan, dan Makna Tersirat Teks Anekdot “Doa Mimpi Matematika

1.      Struktur
Struktur teks anekdot di atas belum lengkap. Buktinya adalah sebagai berikut:

Struktur
Teks
Abstraksi
Jauh sebelum menjadi presiden, Gus Dur dikenal sebagai penulis yang cukup produktif.
Orientasi
Dia pernah mengagkat soal puisi yang ditulis oleh anak-anak di bawah usia 15 tahun yang dimuat majalah Zaman.
Krisis
Gus Dur membacakan puisi yang dibuat Zul Irwan
Tuhan......
Berikan aku mimpi malam ini
Tentang matematika
Yang diujikan besok pagi
Reaksi
Kata Gus Dur, anak-anak itu ternyata lebih jujur dalam mengungkapkan keinginannya.
Koda
-





2.      Kebahasaan
Berikut analisis kebahasaan teks anekdot “Doa Mimpi Matematika”.
No.
Ciri Kebahasaan Anekdot

1.
Kalimat yang menyatakan peristiwa masa lalu
Jauh sebelum menjadi presiden, Gus Dur dikenal sebagai penulis yang cukup produktif
2.
Konjungsi yang menyatakan hubungan waktu atau sebab-akibat
Jauh sebelum menjadi presiden
3.
Penggunaan kata kerja aksi
Dia pernah mengangkat soal puisi yang ditulis oleh anak-anak di bawah usia 15 tahun yang dimuat majalah Zaman
4.
Kalimat retoris
Gus Dur, anak-anak itu ternyata lebih jujur dalam mengungkapkan keinginannya. Enggak percaya?
5.
Kalimat perintah
-
6.
Kalimat seru
-

3.      Makna Tersirat
Teks anekdot “Doa Mimpi Matematika” mengkritisi masalah orang yang terlalu jujur dalam menyampaikan keinginannya.



21. Obrolan Hari Jumat
Pernah suatu ketika Gus Dur di ruang kerjanya di Istana Merdeka menerima Mohammad Sobary, peneliti dari LIPI, kolumnis dan pernah menjadi pemimpin Kantor Berita Antara dan Djohan Effendi (Kepala Litbang Departemen Agama).
Hampir sepanjang hari Gus Dur berbincangbincang dengan kedua sahabatnya tersebut. Sobary sempat menjadi moderator ketika berlangsung dialog antara Gus Dur dengan masyarakat seusai shalat Jumat di Masjid Baiturrahim (Masjid Istana Kepresidenan).Sobary lantas mengulang cerita Gus Dur tentang hal lucu yang terjadi di sekitar Gus Dur selama masa istirahat. Sebelum shalat Jumat, Gus Dur dari ruang kerjanya menelepon Menteri Agama di kantornya. Kebetulan yang mengangkat telepon di kantor Menteri Agama adalah seorang staf menteri.Dialognya demikian:
Gus Dur: Hallo, saya mau bicara dengan Menteri Agama
Staf Departemen Agama: Ini siapa?
Gus Dur: Saya Abdurrahman Wahid
Staf Departemen Agama: Abdurrahman Wahid siapa?
Gus Dur: Presiden....
Analisis Struktur, Unsur Kebahasaan, dan Makna Tersirat Teks
Anekdot  “Obrolan Hari Jumat”
1.      Struktur
Struktur teks anekdot diatas belum lengkap. Abstraksi, orientasi, krisis dan reaksi sudah ada didalam teks,namun koda belum ada. Buktinya adalah sebagai berikut.
Struktur
Teks
Abstraksi
Pernah suatu ketika Gus Dur di ruang kerjanya diIstana Merdeka menerima Mohammad Sobary,peneliti dari LIPI
Orientasi
Hampir setiap hari Gus Dur berbincang-bincang dengan kedua sahabatnya tersebut.
Krisis
Gus Dur : Hallo,saya mau bicara dengan menteri agama
             Staf Departemen Agama : ini siapa?
             Gus Dur:  Saya Abdurrahman Wahid
             Staf Departemen Agama: Abdurrahman Wahid siapa?
             Gusdur: Presiden...

Reaksi
 Sobary  lantas mengulang cerita Gus Dur tentang hal lucu yang terjadi di sekitar Gus Dur selama masa istirahat.

Koda
-

2.      Unsur Kebahasaan
Berikut analisis unsur kebahasaan teks anekdot “Obrolan Hari Jumat”
No.
Ciri Kebahasaan Anekdot

1.
Kalimat yang menyatakan peristiwa masa lalu
Pernah suatu ketika Gus Dur di ruang kerjanya di Istana Merdeka menerima Mohammad Sobary.

2.
Konjungsi yang menyatakan hubungan waktu atau sebab-akibat
Hampir sepanjang hari Gus Dur berbincang-bincang dengan kedua sahabatnya tersebut.


3.
Penggunaan kata kerja aksi
 Pernah suatu ketika Gusdur di ruang kerjanya di istana merdeka menerima Mohammad Sobary,

4.
Kalimat retoris
-
5.
Kalimat perintah
-
6.
Kalimat seru
 Gus Dur : Presiden...



22. Dua Gus Adalah Musuh Orba
Di kalangan Nahdliyin, Gus dalah julukan bagi anak kiai yang mereka hormati.Panggilan hormat itu tetap melekat,bahkan sampai si anak sudah jadi bapakk atau kakek. Begitulah,menurut Gus Dur,ada Gus Num,Gus Mus,dan lain lain tanpa menyebut diri sendiri.
Lain sikap hormat kalangan Nahdliyin,lain pula pandangan pemerintah orde baru.Yang terakhir ini tak suka dengan para Gus itu,terutama yang krisis terhadap kekuasaan.
Kekritisan Gus dur terhadap  pemerintah orde baru mengakibatkan ia “dikucilkan.” Gus Nun sering ngomong pedas, maka dianggap musuh pemerintah juga
Tapi ,kata gus dur,di acara jamuan makan bersama tamu tamunyan,sebenarnya ada satu “Gus”lagi yang tidak disukai pemerintaah.
 Para tamu pun penasaran,dan menunggu gus siapa lagi gerangan yang dimaksud.”Gusmao…,”ungkap Gus Dur menyebut nama belakang Kay Rala Xanana(sekarang presiden Timor Leste),pemimpin Fretilin yang satu saat itu masih di penjara.

Analisis Struktur, Kebahasaan, dan Makna Tersirat Teks Anekdot “Dua Gus Adalah Musuh Orba”

1.      Struktur
Struktur teks anekdot di atas sudah lengkap. Abstraksi, orientasi, krisis, reaksi,dan koda di dalam teks. Buktinya adalah sebagai berikut.

Struktur
Teks
Abstraksi
Di kalangan Nahdliyin, Gus dalah julukan bagi anak kiai yang mereka hormati.Panggilan hormat itu tetap melekat,bahkan sampai si anak sudah jadi bapakk atau kakek. Begitulah,menurut Gus Dur,ada Gus Num,Gus Mus,dan lain lain tanpa menyebut diri sendiri.
Orientasi
 Lain sikap hormat kalangan Nahdliyin,lain pula pandangan pemerintah orde baru.Yang terakhir ini tak suka dengan para Gus itu,terutama yang krisis terhadap kekuasaan.
Krisis
Kekritisan Gus dur terhadap  pemerintah orde baru mengakibatkan ia “dikucilkan.” Gus Nun sering ngomong pedas, maka dianggap musuh pemerintah juga.
Reaksi
 Tapi ,kata gus dur,di acara jamuan makan bersama tamu tamunyan,sebenarnya ada satu “Gus”lagi yang tidak disukai pemerintaah
Koda
Para tamu pun penasaran,dan menunggu gus siapa lagi gerangan yang dimaksud.”Gusmao…,”ungkap Gus Dur menyebut nama belakang Kay Rala Xanana(sekarang presiden Timor Leste),pemimpin Fretilin yang satu saat itu masih di penjara.

2.      Kebahasaan
Berikut analisis kebahasaan teks anekdot “Dua Gus Adalah Musuh Orba”.
No.
Ciri Kebahasaan Anekdot

1.
Kalimat yang menyatakan peristiwa masa lalu
-

2.
Konjungsi yang menyatakan hubungan waktu atau sebab-akibat
·         di acara makam malam bersama tamu tamunya.
·         Para tamu pun penasaran daan menunggu Gus siapa lagi gerangan yang dimaksud.
·         Begitulah,menurut Gus Dur ,ada Gus Nun,Gus Mus dll tanpa menyebut diri sendiri.
·         Kekritisan Gus Dur di acara terhadap pemerintah Orde Baru mengakibatkan ia“dikucilkan”

3.
Penggunaan kata kerja aksi
 menunggu, menyebut, mengakibatkan.
4.
Kalimat retoris
-
5.
Kalimat perintah
-
6.
Kalimat seru
-

3.      Makna Tersirat: anekdot “DUA GUS ADALAH MUSUH ORBA” mengkritik tentang penggunaan tentang julukan atau panggilan GUS yang di benci pemerintah.




23. Gus Dur dan UU Pornografi
Humor ini muncul saat Dewan Perwakilan
Rakyat akan mengesahkan Rancangan Undang-undang Pornografi menjadi undang-undang pada pertengahan 2008. Berbagai pro dan kontra berkembang. Demonstrasi di mana-mana.
Gus Dur yang terkenal sebagai tokoh kebebasan berpikir, tidak ambil pusing. Bagi dia, di dalam Islam pun telah ada porno.
Jadi tidak perlu diperdebatkan. Berikut cerita mengenai 189 Gaya Bersetubuh yang dikutip dari berbagai sumber:
Ketika semua pihak berteriak musnahkan pornoaksi dan pornografi di negeri ini karena tidak sesuai dengan syariat Islam, Gus Dur justru kurang sependapat. Gus Dur berusaha mengambil contoh dari sisi pandangan Islam tentang porno tersebut.
Misalnya saja ketika Gus Dur menjawab interview, Gus Dur menyebut kitab Raudlatul
Mu’aththar sebagai korban tentang
kesalahan memandang pengertian daripada kata porno.
“Anda tahu, kita Raudlatul Mu’aththar
(Kebun Wewangian) itu merupakan kitab Bahasa Arab yang isinya tata cara bersetubuh dengan 189 gaya."
"Kalau begitu, kitab itu cabul dong?”
Analisis Struktur, Unsur Kebahsaan, dan Makna Tersirat Teks
Anekdot “Gus Dur dan UU Pornografi”
1. Struktur
Struktur teks anekdot diatas sudah lengkap. Abstraksi, orientasi, krisis, reaksi, dan koda sudah ada dalam teks. Buktinya adalah sebagai berikut.
Struktur
Teks
Abstraksi
Humor ini muncul saat Dewan Perwakilan
Rakyat akan mengesahkan Rancangan
Undang-undang Pornografi menjadi undangundang
pada pertengahan 2008.
Orientasi
Berbagai
pro dan kontra berkembang. Demonstrasi di
mana-mana. Gus Dur yang terkenal sebagai tokoh
kebebasan berpikir, tidak ambil pusing. Bagi
dia, di dalam Islam pun telah ada porno.
Jadi tidak perlu diperdebatkan. Berikut cerita
mengenai 189 Gaya Bersetubuh yang dikutip
dari berbagai sumber.
Krisis
Ketika semua pihak berteriak musnahkan
pornoaksi dan pornografi di negeri ini karena
tidak sesuai dengan syariat Islam, Gus Dur
justru kurang sependapat.
Reaksi
Gus Dur berusaha
mengambil contoh dari sisi pandangan Islam
tentang porno tersebut. Misalnya saja ketika Gus Dur menjawab
interview, Gus Dur menyebut kitab Raudlatul
Mu’aththar sebagai korban tentang
kesalahan memandang pengertian daripada
kata porno.
Koda
“Anda tahu, kita Raudlatul Mu’aththar
(Kebun Wewangian) itu merupakan kitab
Bahasa Arab yang isinya tata cara
bersetubuh dengan 189 gaya."
"Kalau begitu, kitab itu cabul dong?”



2. Kebahasaan
Berikut analisis kebahasaan teks anekdot “Gus Dur dan UU Pornografi”
No.
Ciri Kebahasaan Anekdot
1.
Kalimat yang menyatakan peristiwa masa lalu
Humor ini muncul saat Dewan Perwakilan
Rakyat akan mengesahkan Rancangan
Undang-undang Pornografi menjadi undangundang
pada pertengahan 2008.
2.
Kojungsi yang menyatakan hubungan waktu atau sebab-akibat
Ketika semua pihak berteriak musnahkan
pornoaksi dan pornografi di negeri ini karena
tidak sesuai dengan syariat Islam, Gus Dur
justru kurang sependapat.
3.
Penggunaan kata kerja aksi
Ketika semua pihak berteriak musnahkan
pornoaksi dan pornografi di negeri ini karena
tidak sesuai dengan syariat Islam, Gus Dur
justru kurang sependapat.
4.
Kalimat retoris
"Kalau begitu, kitab itu cabul dong?”
5.
Kalimat perintah
_
6.
Kalimat seru
­_

3. Makna Tersirat
Teks anekdot “Gus Dur dan UU Pornografi’ menyampaikan bahwa banyak orang yang salah dalam memandang pengertian kata dari ‘Porno’ sehingga dapat menimbulkan pro dan kontra yang berlebihan.


                                         24.Becak Dilarang Masuk

Saat menjadi presiden, Gus Dur pernah bercerita kepada Menteri Pertahanan saat itu, Mahfud MD, tentang orang Madura yang katanya banyak akal dan cerdik. Cerita ini masuk dalam buku Setahun bersama Gus Dur, Kenangan Menjadi Menteri di Saat Sulit.

Ceritanya, ada tukang becak asal Madura yang pernah dipergoki oleh polisi ketika melanggar rambu “becak dilarang masuk”. Tukang becak itu masuk ke jalan yang ada rambu gambar becak disilang dengan garis hitam yang berarti jalan itu tidak boleh dimasuki becak.

“Apa kamu tidak melihat gambar itu? Itu kan gambar becak tidak boleh masuk jalan ini,” bentak polisi. “Oh saya melihat pak, tapi itu kan gambarnya becak kosong. Becak saya kan ada yang mengemudi,” jawab si tukang becak . “Bodoh, apa kamu tidak bisa baca? Di bawah gambar itu kan ada tulisan bahwa becak dilarang masuk,” bentak pak polisi lagi. “Tidak pak, saya tidak bisa baca, kalau saya bisa membaca maka saya jadi polisi seperti sampeyan, bukan jadi tukang becak seperti ini,” jawab si tukang becak sambil cengengesan.
Analisis Struktur, Kebahasaan, dan Makna Tersirat Teks Anekdot “Becak Dilarang Masuk

1.      Struktur

Struktur
Teks
Abstraksi
Saat menjadi presiden, Gus Dur pernah bercerita kepada Menteri Pertahanan saat itu, Mahfud MD, tentang orang Madura yang katanya banyak akal dan cerdik. Cerita ini masuk dalam buku Setahun bersama Gus Dur, Kenangan Menjadi Menteri di Saat Sulit.
Orientasi
Ceritanya, ada tukang becak asal Madura
yang pernah dipergoki oleh polisi ketika
melanggar rambu “becak dilarang masuk”.
Tukang becak itu masuk ke jalan yang ada
rambu gambar becak disilang dengan garis
hitam yang berarti jalan itu tidak boleh
dimasuki becak.
Krisis
“Apa kamu tidak melihat gambar itu? Itu kan gambar becak tidak boleh masuk jalan ini,” bentak polisi. “Oh saya melihat pak, tapi itu kan gambarnya becak kosong. Becak saya kan ada yang mengemudi,” jawab si tukang becak .
Reaksi
“Bodoh, apa kamu tidak bisa baca? Di bawah gambar itu kan ada tulisan bahwa becak dilarang masuk,” bentak pak polisi lagi. “Tidak pak, saya tidak bisa baca, kalau saya bisa membaca maka saya jadi polisi seperti sampeyan, bukan jadi tukang becak seperti ini,” jawab si tukang becak sambil cengengesan.
Koda
Lalu si tukang becak itu pun pergi berlalu menuruti perintah pak polisi sementara pak polisi hanya menepiskan sebuah senyum keheranan.



2.      Kebahasaan
Berikut analisis kebahasaan teks anekdot “Becak Dilarang Masuk”.
No.
Ciri Kebahasaan Anekdot

1.
Kalimat yang menyatakan peristiwa masa lalu
Cerita ini masuk dalam buku Setahun bersama Gus Dur, Kenangan Menjadi Menteri di Saat Sulit.
2.
Konjungsi yang menyatakan hubungan waktu atau sebab-akibat
“Tidak pak, saya tidak bisa baca, kalau saya bisa membaca maka saya jadi polisi seperti sampeyan, bukan jadi tukang becak seperti ini,”
3.
Penggunaan kata kerja aksi
Tukang becak itu masuk ke jalan yang ada rambu gambar becak disilang dengan garis
hitam yang berarti jalan itu tidak boleh
dimasuki becak.
4.
Kalimat retoris
“Apa kamu tidak melihat gambar itu? Itu kan gambar becak tidak boleh masuk jalan ini,”
5.
Kalimat perintah
Di bawah gambar itu kan ada tulisan bahwa becak dilarang masuk!
6.
Kalimat seru
Bodoh, apa kamu tidak bisa baca?

3.      Makna Tersirat
Teks anekdot “Becak Dilarang Masuk” menyampaikan tentang sindiran terhadap orang Madura yang banyak akal dan cerdik namun tidak bisa membaca /menyoroti masalah…/mengkritisi masalah….




25. Radio Islami
Seorang Indonesia yang baru pulang menunaikan ibadah haji terlihat marah- marah.
“Lho kang, ngopo ngamuk-ngamuk mbanting radio? (Kenapa ngamuk-ngamuk membanting radio?)” tanya kawannya penasaran.
“Pembohong! Gombal!” ujarnya geram. Temannya terpaku kebingungan.
“Radio ini di Mekkah tiap hari ngaji Alquran terus. Tapi di sini, isinya lagu dangdut tok. Radio begini kok dibilang radio Islami.”
“Sampean (Anda) tahu itu radio Islami dari mana?”
“Lha…, itu bacaannya all-transistor. Kan pakai Al."
Analisis Struktur, Kebahasaan, dan Makna Tersirat Teks Anekdot “Radio Islami”
1.      Struktur
Struktur teks anekdot di atas sudah lengkap. Abstraksi, orientasi, krisis, reaksi, dan koda sudah ada di dalam teks. Buktinya adalah sebagai berikut.

Struktur
Teks
Abstraksi
Seorang Indonesia yang baru pulang menunaikan ibadah haji terlihat marah- marah.
Orientasi
“Lho kang, ngopo ngamuk-ngamuk mbanting radio? (Kenapa ngamuk-ngamuk membanting radio?)” tanya kawannya penasaran.
Krisis
“Pembohong! Gombal!” ujarnya geram. Temannya terpaku kebingungan.
Reaksi
“Radio ini di Mekkah tiap hari ngaji Alquran terus. Tapi di sini, isinya lagu dangdut tok. Radio begini kok dibilang radio Islami.”
Koda
“Sampean (Anda) tahu itu radio Islami dari mana?”
“Lha…, itu bacaannya all-transistor. Kan pakai Al."

2.      Kebahasaan
Berikut analisis kebahasaan teks anekdot “Radio Islami”.

No.
Ciri Kebahasaan Anekdot

1.
Kalimat yang menyatakan peristiwa masa lalu
Seorang Indonesia yang baru pulang menunaikan ibadah haji terlihat marah- marah.
2.
Konjungsi yang menyatakan hubungan waktu atau sebab-akibat
“Radio ini di Mekkah tiap hari ngaji Alquran terus. Tapi di sini, isinya lagu dangdut tok. Radio begini kok dibilang radio Islami.”
3.
Penggunaan kata kerja aksi
“Lho kang, ngopo ngamuk-ngamuk mbanting radio? (Kenapa ngamuk-ngamuk membanting radio?)” tanya kawannya penasaran.
4.
Kalimat retoris
“Sampean (Anda) tahu itu radio Islami dari mana?”
5.
Kalimat perintah
-
6.
Kalimat seru
“Pembohong! Gombal!” ujarnya geram. Temannya terpaku kebingungan.

3.      Makna Tersirat
Teks anekdot “Radio Islami” mengkritisi masalah yang seharusnya radio islami menyiarkan lantunan surah-surah dalam Al-Quran tetapi Radio Islami tesebut berisi lagu-lagu dangdut.

26. Ho Oh
Seorang ajudan Presiden Bill Clinton dari Amerika Serikat sedang jalan-jalan di Jakarta. Karena bingung dan tersesat, dia kemudian bertanya kepada seorang penjual rokok. "Apa betul ini Jalan Sudirman?" "Ho oh," jawab si penjual rokok. Karena bingung dengan jawaban tersebut, dia kemudian bertanya lagi kepada seorang Polisi yang sedang mengatur lalu lintas. "Apa ini Jalan Sudirman?" Polisi menjawab, "Betul." Karena bingung mendapat jawaban yang berbeda, akhirnya dia bertanya kepada Gus Dur yang waktu itu kebetulan melintas bersama ajudannya. "Apa ini Jalan Sudirman?" Gus Dur menjawab "Benar." Bule itu semakin bingung saja karena mendapat tiga jawaban yang berbeda. Lalu akhirnya dia bertanya kepada Gus Dur lagi, mengapa waktu tanya tukang rokok dijawab "Ho oh," lalu tanya polisi dijawab "betul" dan yang terakhir dijawab Gus Dur dengan kata "benar." Gus Dur tertegun sejenak, lalu dia berkata, "Ooh begini, kalau Anda bertanya kepada tamatan SD maka jawabannya adalah ho oh, kalau yang bertanya kepada tamatan SMA maka jawabannya adalah betul. Sedangkan kalau yang bertanya kepada tamatan Universitas maka jawabannya benar." Ajudan Clinton itu mengangguk dan akhirnya bertanya, "Jadi Anda ini seorang sarjana?" Dengan spontan Gus Dur menjawab, "Ho ... oh!"

1.      Struktur
Struktur teks anekdot di atas sudah lengkap. Abstraksi, orientasi, krisis, reaksi, dan koda sudah ada di dalam teks. Buktinya adalah sebagai berikut.

Struktur
Teks
Abstraksi
Seorang ajudan Presiden Bill Clinton dari Amerika Serikat sedang jalan-jalan di Jakarta.
Orientasi
Ajudan tersebut tersesat dan bertanya tentang jalan.
Krisis
Saat bertanya pada penjual rokok, polisi, dan Gus Dur, ia mendapat tiga jawaban yang berbeda-beda.
Reaksi
Reaksi: Bule itu semakin bingung saja karena mendapat tiga jawaban yang berbeda. Bule bertanya pada Gus Dur, ho oh adalah jawaban tamatan SD, betul adalah jawaban tamatan SMA dan benar adalah jawaban orang tamatan universitas.
Koda
Koda: Bule bertanya lagi pada Gus Dur dan artinya Gus Dur adalah tamatan Universitas. Dengan spontan Gus Dur menjawab ho oh.


2.      Kebahasaan
Berikut analisis kebahasaan teks anekdot “Ho Oh”
No.
Ciri Kebahasaan Anekdot

1.
Kalimat yang menyatakan peristiwa masa lalu
-
2.
Konjungsi yang menyatakan hubungan waktu atau sebab-akibat
-
3.
Penggunaan kata kerja aksi
Bertanya, berkata
4.
Kalimat retoris
Jadi anda seorang sarjana?
5.
Kalimat perintah
-
6.
Kalimat seru
Oh begini

3.      Makna Tersirat
Meski seseorang adalah lulusan universitas atau seorang sarjana, jika tidak berfikir panjang dengan otaknya maka tetap akan terlihat seperti lulusan SD.


27. DPR Turun Pangkat
     Dia juga sempat melontarkan guyonan tentang prilaku anggota Dewn Perwakilan Rakyat. Sempat menyebut mereka sebagai anak Taman Kanak-Kanak. Gus Dur berseloroh anggota DPR sudah “Turun Pangkat” setelah ricuh dalam sidang paripurna pembahasan kenaikan bahan bakar minyak (BBM) pada 2004 silam.
     “DPR dulu TK, sekarang Playgroup,” kata Gus Dur, ketika memnjawab pertanyaan wartawan tentang kejadian di DPR saat sidang itu.

Analisis Struktur, Kebahasaan, dan Makna Tersirat Teks Anekdot “DPR Turun Pangkat”
1.      Struktur
Struktur teks anekdot di atas tidak lengkap. Abstraksi, orientasi, krisis, reaksi sudah ada, namun koda tidak  ada di dalam teks. Buktinya adalah sebagai berikut.

Struktur
Teks
Abstraksi
Dia juga melontarkan guyonan tentang perilaku anggota Dewan Perwakilan Rakyat.
Orientasi
juga melontarkan guyonan tentang perilaku anggota Dewan Perwakilan Rakyat.
Krisis
Gus Dur pun berseloroh anggota DPR sudah “ turun pangkat” setelah ricuh dalam sidang paripurna pembahasan kenaikan bahan bakar minyak (BBM) pada 2004 silam.
Reaksi
“DPR dulu TK, sekarang Playgroup”, Kata Gus Dur, ketika menjawab pertanyaan wartawan tentang kejadian di DPR saat siding itu.
Koda
-


2.      Kebahasaan
Berikut analisis kebahasaan teks anekdot “DPR Turun Pangkat”
No.
Ciri Kebahasaan Anekdot

1.
Kalimat yang menyatakan peristiwa masa lalu
Setelah ricuh dalam siding paripurna pembahasan kenaikan bahan bakar minyak (BBM) pada tahun 2004 silam.
2.
Konjungsi yang menyatakan hubungan waktu atau sebab-akibat
“DPR dulu TK, sekarang playgroup”
3.
Penggunaan kata kerja aksi
 Ketika menjawab pertanyaan wartawan tentang kejadian di DPR saat sidang itu.
4.
Kalimat retoris
-
5.
Kalimat perintah
-
6.
Kalimat seru
-

3.      Makna Tersirat
            TK  dan Playgroup: menyatakan sifat anggota DPR yang kekanak-kanakan.


28. Dicium Artis Cantik
Magnet sense of humor Gus Dur yang tinggi membuat kesengsem salah satu artis cantik saat hadir dalam suatu acara di rumah salah seorang pengasuh Pondok Kajen. Saking gemesnya, artis itu dengan santai langsung ngesun (mencium) pipi Gus Dur tanpa pake permisi.Jelas beberapa di antara mereka yang hadir langsung dibikin kaget dan bingung. Siapa yang kuat ngeliat kiat nyentrik cuma diem aja disun (dicium) artis cantik.Tak lama kemudian begitu sudah agak sepi, Gus Mus yang sedang di antara mereka, langsung numpahin sederet kalimat yang sudah dari tadi cuma bisa disimpan dalam hati. “Loh Gus, Kok Gus Dur diam saja sih disun sama perempuan?’Dengan santai dan silakan bayangin sendiri gayanya, Gus Dur malah ngasih jawaban sepele.“Lha wong saya kan nggak bisa lihat. Ya mbok sampeyan jangan pengin.”

Analisis Struktur, Unsur Kebahasaan, dan Makna Tersirat Teks
Anekdot  “Sebuah Kejanggalan”
1.      Struktur
Struktur teks anekdot diatas sudah lengkap. Abstraksi, orientasi, krisis, reaksi, dan koda sudah ada didalam teks. Buktinya adalah sebagai berikut.
Struktur
Teks
Abstraksi  :

Magnet sense of humor Gus Dur yang tinggi membuat kesengsem salah satu artis cantik saat hadir dalam  suatu acara di rumah salah seorang pengasuh Pondok Kajen.

Orientasi :

Saking gemesnya,artis itu dengan santai langsung ngesun (mencium) pipi Gus Dur tanpa pake permisi.

Krisis :

 Tak lama kemudian begitu udah agak sepi,Gus Mus yang sedang diantara mereka,langsung numpahin sederet kalimat yang sudah dari tadi cuma bisa disimpan dalam hati.”Loh Gus,Kok Gus Dur diam saja sih disun sama perempuan?”.

Reaksi :

Dengan santai dan silakan bayangin sendiri gayane,Gus Dur malah ngasih jawaban yang sepele.

Koda :

 “Lha wong saya kan nggak bias lihat.Ya mbok sampeyan jangan pengin”.


2. Unsur Kebahasaan
Berikut analisis unsur kebahasaan teks anekdot “Sebuah Kejanggalan”

Ciri Kebahasaan Anekdot

Kalimat yang menyatakan masalalu :

-
Kalimat Retoris :
“Loh Gus,Kok Gus Dur diam saja sih disun sama perempuan?”

Penggunaan konjungsi yang menyatakan hubungan waktu :
Tak lama kemudian begitu udah agak sepi,Gus Mus yang sedang diantara mereka,langsung numpahin sederet kalimat yang sudah dari tadi cuma bisa disimpan dalam hati.

Penggunaan kata kerja asksi : 
 Saking gemesnya,artis itu dengan santai langsung ngesun (mencium) pipi Gus Dur tanpa pake permisi.

Penggunaan kalimat perintah :

-
Penggunaan kalimat seru :
“Lha wong saya kan nggak bias lihat.Ya mbok sampeyan jangan pengin”.


3.Makna Tersirat
Jangan iri dengan orang yang lebih beruntung karena dibalik kelebihannya terdapat kekurangan.




29. NU Diskon
Suatu hari, di bulan Ramadan, Gus Dur bersama seorang kiai lain (kiai Asrowi) pernah diundang ke kediaman mantan presiden Soeharto untuk buka bersama. Setelah buka, kemudian salat Maghrib berjamaah. Setelah minum kopi, teh dan makan, terjadilah dialog antara Soeharto dan Gus Dur.
“Gus Dur sampai malam di sini?”
“Engga Pak! Saya harus segera pergi ke ‘tempat lain’.”
“Oh iya ya ya… silaken. Tapi kiainya kan ditinggal di sini ya?”
“Oh, iya Pak, tapi harus ada penjelasan.”
“Penjelasan apa?”
“Salat Tarawihnya nanti itu ngikutin NU lama atau NU baru?”
Soeharto jadi bingung, baru kali ini dia mendengar ada NU lama dan NU baru. Kemudian dia bertanya.
“Lho NU lama dan NU baru apa bedanya?”
”Kalau NU lama, Tarawih dan Witirnya itu 23 rakaat,” kata Gus Dur.
“Oh iya iya ya ya… ga apa-apa….”
Gus Dur sementara diam.
“Lha kalau NU baru?” tanya Soeharto.
“Diskon 60 persen. Salat Tarawih dan Witirnya cuma tinggal 11 rakaat.
”Semua tamu buka puasa langsung tertawa.

Analisis Struktur, Kebahasaan, dan Makna Tersirat Teks Anekdot “NU Diskon
1.      Struktur

Struktur
Teks
Abstraksi
Suatu hari, di bulan Ramadan, Gus Dur bersama seorang kiai lain (kiai Asrowi) pernah diundang ke kediaman mantan presiden Soeharto untuk buka bersama.
Orientasi
Setelah buka, kemudian salat Maghrib berjamaah. Setelah minum kopi, teh dan makan, terjadilah dialog antara Soeharto dan Gus Dur.
Krisis
“Gus Dur sampai malam di sini?”
“Engga Pak! Saya harus segera pergi ke ‘tempat lain’.”
“Oh iya ya ya… silaken. Tapi kiainya kan ditinggal di sini ya?”
“Oh, iya Pak, tapi harus ada penjelasan.”
“Penjelasan apa?”
“Salat Tarawihnya nanti itu ngikutin NU lama
atau NU baru?”
Soeharto jadi bingung, baru kali ini dia
mendengar ada NU lama dan NU baru.
Kemudian dia bertanya. “Lho NU lama dan
NU baru apa bedanya?”
Reaksi
”Kalau NU lama, Tarawih dan Witirnya itu 23
rakaat,” kata Gus Dur.
“Oh iya iya ya ya… ga apa-apa….”
Gus Dur sementara diam.
“Lha kalau NU baru?” tanya Soeharto.
Koda
“Diskon 60 persen. Salat Tarawih dan Witirnya cuma tinggal 11 rakaat.” Semua
tamu buka puasa langsung tertawa.

2.      Kebahasaan

No.
Ciri Kebahasaan Anekdot

1.
Kalimat yang menyatakan peristiwa masa lalu
Suatu hari, di bulan Ramadan, setelah, sampai, malam.
2.
Konjungsi yang menyatakan hubungan waktu atau sebab-akibat
Mendengar
3.
Penggunaan kata kerja aksi
Setelah minum kopi, teh dan
makan, terjadilah dialog antara Soeharto dan
Gus Dur.
4.
Kalimat retoris
“Salat Tarawihnya nanti itu ngikutin NU lama
atau NU baru?”
5.
Kalimat perintah
“Oh, iya Pak, tapi harus ada penjelasan.”
6.
Kalimat seru
“Engga Pak!”

3.      Makna Tersirat
Teks anekdot “NU Diskon” menyampaikan tentang sholat tarawih dan witir NU/menyoroti masalah perbedaan sholat tarawih dan witir NU/mengkritisi masalah rakaat sholat tarawih dan witir NU.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Anekdot Individu

Puisi Tema 2