Anekdot Individu 2
16. Panglima AL Paraguay.
Paraguay dikenal sebagai salah satu negara yang
tidak mempunyai laut.Tapi anehnya, negara Amerika Latin ini punya panglima
angkatan laut.Suatu ketika kata Gus Dur Panglima AL Paraguay ini berkunjung ke
negara Brazil.Dalam kunjungan itu ia menemui Panglima AL Brasil.Salah seorang
staf AL Brasil yang ikut menemuinya bertanya seenaknya,”Negara bapak itu aneh
ya.Tidak punya laut tapi punya panglima seperti Bapak.”Dengan kalem sang
tamupun menanggapi,”Negeri Anda ini juga aneh ya.Hukumnya tidak berjalan,tapi
merasa perlu mengangkat menteri kehakiman.”Staf AL Brasilpun terdiam mendengar
jawaban dari Panglima AL Paraguay.
Analisis
Struktur, Kebahasaan, dan Makna Tersirat
Teks Anekdot “Panglima AL Paraguay”
1. Struktur
Struktur teks di atas sudah lengkap.
Abstraksi, orientasi, krisis, dan koda sudah ada dalam teks. Buktinya adalah
sebagai berikut.
|
Struktur
|
Teks
|
|
Abstraksi
|
Paraguay
dikenal sebagai salah satu negara
yang tidak mempunyai laut.
|
|
Orientasi
|
Suatu
ketika, kata Gus Dur, Panglima AL
Paraguay
ini berkunjung ke negara Brasil.
|
|
Krisis
|
Dalam
kunjungan itu ia menemui Panglima
AL
Brasil. Salah seorang staf AL Brasil yang
ikut
menemuinya bertanya seenaknya, "Negara bapak itu aneh ya. Tidak punya
laut,
tapi punya panglima seperti Bapak."
|
|
Reaksi
|
"Negeri
Anda ini juga aneh, ya. Hukumnya
tidak
berjalan, tapi merasa perlu
mengangkat
seorang menteri kehakiman."
(mbs)
|
|
Koda
|
Staf
AL Brasilpun terdiam mendengar jawaban dari Panglima AL Paraguay.
|
2.
Kebahasaan
Berikut
analisis kebahasaan teks anekdot “Panglima AL Paraguay”
|
Ciri kebahasaan anekdot
|
Teks
|
|
Kalimat yang menyatakan peristiwa masa
lalu.
|
Suatu
ketika, kata Gus Dur, Panglima AL
Paraguay
ini berkunjung ke negara Brasil
|
|
Konjungsi yang menyatakan hubungan
waktu atau sebab akibat.
|
Suatu
ketika, kata Gus Dur, Panglima AL
Paraguay
ini berkunjung ke negara Brasil
|
|
Penggunaan kata kerja aksi
|
1.Paraguay
dikenal sebagai salah satu negara yang tidak mempunyai laut.
2. Panglima AL Paraguay ini berkunjung
ke negara Brasil.
3.
Dalam kunjungan itu ia menemui Panglima AL Brasil.
4.
Dengan kalem sang tamu pun menanggapi,
5.
Staf AL Brasilpun terdiam mendengar jawaban dari Panglima AL
Paraguay.
|
|
Kalimat retoris
|
-
|
|
Kalimat perintah
|
-
|
|
Kalimat seru
|
"Negara
bapak itu aneh ya. Tidak punya
laut,
tapi punya panglima seperti Bapak."
|
3.
Makna Tersirat
Dari
teks anekdot “Panglima AL Paraguay.” Adalah mengkritisi sebuah negara yang
memiliki menteri kehakiman tetapi hukum
di negara itu sudah tidak bejalan semestinya lagi.
|
17.Orang NU Gila
Rumah Gus Dur di kawasan Ciganjur,Jakarta Selatan, sehari-harinya
tidak pernah
sepi dari tamu. Dari pagi hingga malam,bahkan tak jarang sampai
dinihari para tamu
ini datang silih berganti baik yang dari kalangan NU ataupun bukan.
Tak jarang mereka pun datang dari luar kota.Menggambarkan fanatisme orang NU,
kata Gus Dur, menurutnya ada 3 tipe orang NU.“Kalau mereka datang dari pukul
tujuh pagihingga jam sembilan malam, dan menceritakan tentang NU, itu
biasanya orang NU yang memang punya komitmen dan fanatik terhadap NU,” tegas
Gus Dur.Orang NU jenis yang kedua, mereka yang meski sudah larut malam,
sekitar jam dua belas sampai jam satu malam, namun masih mengetuk pintu Gus
Dur untuk membicarakan NU, “Itu namanya orang gila NU,” jelasnya.“Tapi kalau
ada orang NU yang masih juga mengetuk pintu rumah saya jam dua dinihari hingga
jam enam pagi, itu namanya orang NU yang gila,” kata Gus Dur sambil terkekeh.
Analisis Struktur, Kebahasaan, dan Makna Tersirat
Teks Anekdot “Orang Nu Gila”
1.
Struktur
Struktur teks anekdot diatas
sudah lengkap. Abstraksi, orientasi, krisis, reaksi, dan koda sudah ada
didalam teks. Buktinya adalah sebagai berikut
2.
Unsur Kebahasaan
Berikut
analisis kebahasaan teks anekdot “Orang NU
Gila”
3.
Makna Tersirat
Teks
anekdot “Orang NU Gila” menyoroti masalah sikap atau
karakter orang NU menurut pandangan Gusdur.
|
18.Lupa
Tanggal Lahir
Gus Dur, nama lengkapnya adalah Abdurrahma Al-Dakhil. Dia dilahirkan
pada hari Sabtu di Denanyar, Jombang, Jawa Timur. Ada rahasia dalam tanggal
kelahirannya. Gus Dur ternyata tidak tahu persistanggalberapasebenarnyadia
dilahirkan.
Sewaktu kecil, saat dia mendaftarkan diri sebagai siswa di sebuah SD
di Jakarta, Gus Dur ditanya, " Namamu siapa Nak?"
"Abdurrahman," jawab Gus Dur. "Tempat dan tanggal lahir?'
"Jombang ...," jawab Gus Dur terdiam beberapa saat. "Tanggal
empat, bulan delapan, tahun 1940," lanjutnya
Gus Dur agak ragu sebab dia menghitung dulu bula kelahirannya. Gus Dur
hanya hapal bulan Komariahnya, yaitu hitungan berdasarkan perputaran bulan. Dia
tidak ingat bulan Syamsiahnya atay hitungan berdasarkan perputaran matahari.
Yang Gus Dur maksud, dia lahir bulan Syakban, bulan kedelapan dalam
hitungan Komariah. Tetapi gurunya menganggap Agustus, yaitu bulan delapan dalam
hitungan Syamsiah.
Maka sejak itu dia dianggap lahir pada tanggal 4 Agustus 1940. Padahal
sebenarnya dia lahir pada 4 Syakban 1359 Hijriah atau 7 September 1940.
|
1.Struktur
Struktur
teks anekdot di atas sudah lengkap. Abstraksi, orientasi, krisis, reaksi, dan
koda sudah ada di dalam teks. Buktinya adalah sebagai berikut.
2.Kebahasaan
Berikut
analisis kebahasaan teks anekdot “Lupa tanggal lahir!.
1. Makna Tersirat
Gus
Dur hanya tahu tanggal kelahiranya menurut Tahu Hijriah
|
19. Santri Dilarang Merokok
Para santri dilarang keras merokok!" begitulah
aturan yang berlaku di semua pesantren, termasuk di pesantren Tambak Beras
asuhan Kiai Fattah, tempat Gus Durpernah nyatri. Tapi, namanya santri, kalau
tidak bengal dan melanggar aturan rasanya kurang afdhol.Suatu malam, tutur Gus
Dur, listrik di pesantren itu tiba-tiba padam. Suasana pun jadi gelap gulita.
Para santri ada yang tidak peduli, ada yang tidur tapi ada juga yang terlihat
jalan-jalan mencari udara segar. Di luar sebuah rumah, ada seseorang sedang
duduk-duduk santai sambail merokok. Seorang santri yang kebetulan melintas di
dekatnya terkejut melihat ada nyala rokok di tengah kegelapan itu."Nyedot,
Kang?" sapa si santri sambil menghampiri "senior"-nya yang
sedang asyik merokok itu. Langsung saja orang itu memberikan rokok yang sedang
dihisapnya kepada sang "yunior". Saat dihisap, bara rokok itu
membesar, sehingga si santri mengenali wajah orang tadi.Saking takutnya, santri
itu langsung lari tunggang langgang sambil membawa rokok pinjamannya.
"Hai, rokokku jangan dibawa!" teriak Kiai Fatta.
Analisis Struktur, Unsur
Kebahasaan, dan Makna Tersirat Teks
Anekdot “Sebuah Kejanggalan”
1.
Struktur
Struktur teks anekdot diatas sudah lengkap. Abstraksi,
orientasi, krisis, reaksi, dan koda sudah ada didalam teks. Buktinya adalah
sebagai berikut.
|
Struktur
|
Teks
|
|
Abstraksi
|
Para Santri dilarang keras untuk
merokok.
|
|
Orientasi
|
Aturan yang berlaku di semua pesantren,termasuk
di Pesantren Tambak Beras asuhan Kiai Fattah.
|
|
Krisis
|
Suatu malam listrik padam .Para santri
ada yang tifur ada ynag jalan-jalan.Di luar sebuah rumah ada seorang sedang
duduk sambil merokok.
|
|
Reaksi
|
Seorang santri menyapa seniornya yang sedang
merokok dan seniornya memberikan rokok terseburt.Saat dihisap,bara rokok itu
membesar sehingga santri tersebut mengenali wajah orang tersebut.
|
|
Koda
|
Saking kagetnya,santri itu langsung
lari tunggang langgang,ternyata orang tersebut adalah Kiai Fatta
|
2.
Unsur Kebahasaan
Berikut
analisis unsur kebahasaan teks anekdot “Sebuah Kejanggalan”
|
No.
|
Ciri Kebahasaan Anekdot
|
|
|
1.
|
Kalimat yang menyatakan peristiwa masa lalu
|
Suatu
malam,listrik di pesantren itu padam.
|
|
2.
|
Konjungsi yang menyatakan hubungan waktu atau sebab-akibat
|
Suatu
malam
|
|
3.
|
Penggunaan kata kerja aksi
|
Melanggar,mencari,melihat,merokok,dan
membawa
|
|
4.
|
Kalimat retoris
|
Nyedot,kang?
|
|
5.
|
Kalimat perintah
|
Rokokku jangan dibawa!
|
|
6.
|
Kalimat seru
|
-
|
3.Makna
Tersirat
Teks ankedot “Santri Dilarang Merokok” menyampaikan
bahwwa walauppun itu santri juga bisa melanggar peraturan.
|
20.
Doa Mimpi Matematika
Jauh sebelum
menjadi presiden, Gus Dur dikenal sebagai penulis yang cukup produktif.
Hampir tiap pekan tulisannya muncul di koran atau majalah. Tema tulisannya
pun beragam, dari soal politik, sosial, sastra dan tentu saja agama.
Dia pernah
mengangkat soal puisi yang ditulis oleh anak-anak di bawah usia 15 tahun yang
dimuat majalah Zaman
Kata Gus
Dur, anak-anak itu ternyata lebih jujur dalam mengungkapkan keinginannya.
Enggak percaya? Gus Dur membacakan puisi yang dibuat Zul Irwan
Tuhan....
Berikan aku
mimpi malam ini
Tentang
matematika
Yang
diujikan besok pagi.
Analisis Struktur, Kebahasaan,
dan Makna Tersirat Teks Anekdot “Doa Mimpi Matematika”
1.
Struktur
Struktur teks anekdot di atas belum
lengkap. Buktinya adalah sebagai berikut:
2.
Kebahasaan
Berikut analisis kebahasaan teks
anekdot “Doa Mimpi Matematika”.
3.
Makna Tersirat
Teks anekdot “Doa Mimpi Matematika” mengkritisi
masalah orang yang
terlalu jujur dalam menyampaikan keinginannya.
|
21. Obrolan Hari Jumat
Pernah
suatu ketika Gus Dur di ruang kerjanya di Istana Merdeka menerima Mohammad
Sobary, peneliti dari LIPI, kolumnis dan pernah menjadi pemimpin Kantor Berita
Antara dan Djohan Effendi (Kepala Litbang Departemen Agama).
Hampir sepanjang hari Gus Dur
berbincangbincang dengan kedua sahabatnya tersebut. Sobary sempat menjadi
moderator ketika berlangsung dialog antara Gus Dur dengan masyarakat seusai
shalat Jumat di Masjid Baiturrahim (Masjid Istana Kepresidenan).Sobary lantas
mengulang cerita Gus Dur tentang hal lucu yang terjadi di sekitar Gus Dur
selama masa istirahat. Sebelum shalat Jumat, Gus Dur dari ruang kerjanya
menelepon Menteri Agama di kantornya. Kebetulan yang mengangkat telepon di
kantor Menteri Agama adalah seorang staf menteri.Dialognya demikian:
Gus Dur: Hallo, saya mau bicara
dengan Menteri Agama
Staf Departemen Agama: Ini siapa?
Gus Dur:
Saya Abdurrahman Wahid
Staf
Departemen Agama: Abdurrahman Wahid siapa?
Gus Dur: Presiden....
Analisis Struktur, Unsur Kebahasaan, dan Makna Tersirat Teks
Anekdot “Obrolan
Hari Jumat”
1.
Struktur
Struktur teks anekdot
diatas belum lengkap. Abstraksi, orientasi, krisis dan reaksi sudah ada didalam
teks,namun koda belum ada. Buktinya adalah sebagai
berikut.
|
Struktur
|
Teks
|
|
Abstraksi
|
Pernah suatu ketika Gus Dur di ruang kerjanya
diIstana Merdeka menerima Mohammad Sobary,peneliti dari LIPI
|
|
Orientasi
|
Hampir setiap hari Gus Dur berbincang-bincang
dengan kedua sahabatnya tersebut.
|
|
Krisis
|
Gus Dur : Hallo,saya mau bicara dengan menteri agama
Staf Departemen Agama
: ini siapa?
Gus Dur: Saya Abdurrahman Wahid
Staf Departemen Agama: Abdurrahman Wahid
siapa?
Gusdur: Presiden...
|
|
Reaksi
|
Sobary lantas mengulang cerita Gus Dur tentang hal
lucu yang terjadi di sekitar Gus Dur selama masa istirahat.
|
|
Koda
|
-
|
2.
Unsur Kebahasaan
Berikut analisis unsur kebahasaan teks anekdot “Obrolan Hari Jumat”
|
No.
|
Ciri
Kebahasaan Anekdot
|
|
|
1.
|
Kalimat yang
menyatakan peristiwa masa lalu
|
Pernah suatu ketika Gus Dur di ruang
kerjanya di Istana Merdeka menerima
Mohammad Sobary.
|
|
2.
|
Konjungsi
yang menyatakan hubungan waktu atau
sebab-akibat
|
Hampir sepanjang hari Gus Dur
berbincang-bincang dengan kedua sahabatnya tersebut.
|
|
3.
|
Penggunaan kata
kerja aksi
|
Pernah suatu ketika
Gusdur di ruang kerjanya di istana merdeka menerima Mohammad Sobary,
|
|
4.
|
Kalimat retoris
|
-
|
|
5.
|
Kalimat perintah
|
-
|
|
6.
|
Kalimat seru
|
Gus Dur : Presiden...
|
|
22. Dua Gus Adalah
Musuh Orba
Di kalangan Nahdliyin, Gus dalah
julukan bagi anak kiai yang mereka hormati.Panggilan hormat itu tetap
melekat,bahkan sampai si anak sudah jadi bapakk atau kakek. Begitulah,menurut
Gus Dur,ada Gus Num,Gus Mus,dan lain lain tanpa menyebut diri sendiri.
Lain sikap hormat kalangan
Nahdliyin,lain pula pandangan pemerintah orde baru.Yang terakhir ini tak suka
dengan para Gus itu,terutama yang krisis terhadap kekuasaan.
Kekritisan Gus dur terhadap pemerintah orde baru mengakibatkan ia
“dikucilkan.” Gus Nun sering ngomong pedas, maka dianggap musuh pemerintah
juga
Tapi ,kata gus dur,di acara jamuan
makan bersama tamu tamunyan,sebenarnya ada satu “Gus”lagi yang tidak disukai
pemerintaah.
Para tamu pun penasaran,dan menunggu gus
siapa lagi gerangan yang dimaksud.”Gusmao…,”ungkap Gus Dur menyebut nama
belakang Kay Rala Xanana(sekarang presiden Timor Leste),pemimpin Fretilin
yang satu saat itu masih di penjara.
Analisis
Struktur, Kebahasaan, dan Makna Tersirat Teks Anekdot “Dua Gus Adalah Musuh
Orba”
1.
Struktur
Struktur
teks anekdot di atas sudah lengkap. Abstraksi, orientasi, krisis, reaksi,dan
koda di dalam teks. Buktinya adalah sebagai berikut.
2. Kebahasaan
Berikut analisis kebahasaan teks
anekdot “Dua Gus Adalah Musuh Orba”.
3.
Makna Tersirat: anekdot “DUA GUS ADALAH MUSUH
ORBA” mengkritik tentang penggunaan tentang julukan atau panggilan GUS yang
di benci pemerintah.
|
23. Gus Dur dan UU Pornografi
Humor ini muncul saat Dewan Perwakilan
Rakyat akan mengesahkan Rancangan Undang-undang Pornografi menjadi undang-undang pada pertengahan 2008. Berbagai pro dan kontra
berkembang. Demonstrasi di mana-mana.
Gus Dur yang terkenal sebagai tokoh kebebasan berpikir,
tidak ambil pusing. Bagi dia, di dalam Islam pun telah ada porno.
Jadi tidak perlu diperdebatkan. Berikut cerita mengenai 189 Gaya Bersetubuh
yang dikutip dari berbagai sumber:
Ketika semua pihak berteriak musnahkan pornoaksi dan pornografi di negeri
ini karena tidak sesuai dengan syariat Islam, Gus Dur justru kurang sependapat.
Gus Dur berusaha mengambil contoh dari sisi pandangan Islam tentang porno
tersebut.
Misalnya saja ketika Gus Dur menjawab interview, Gus Dur
menyebut kitab Raudlatul
Mu’aththar sebagai korban
tentang
kesalahan memandang pengertian daripada kata porno.
“Anda tahu, kita Raudlatul Mu’aththar
(Kebun Wewangian) itu merupakan kitab Bahasa Arab yang isinya tata cara
bersetubuh dengan 189 gaya."
"Kalau begitu, kitab itu cabul dong?”
Analisis Struktur, Unsur Kebahsaan, dan Makna Tersirat
Teks
Anekdot “Gus Dur dan UU Pornografi”
1. Struktur
Struktur teks
anekdot diatas sudah lengkap. Abstraksi, orientasi, krisis, reaksi, dan koda
sudah ada dalam teks. Buktinya adalah sebagai berikut.
|
Struktur
|
Teks
|
|
Abstraksi
|
Humor ini muncul saat Dewan Perwakilan
Rakyat akan mengesahkan Rancangan
Undang-undang Pornografi menjadi undangundang
pada pertengahan
2008.
|
|
Orientasi
|
Berbagai
pro dan kontra berkembang. Demonstrasi di
mana-mana. Gus Dur yang terkenal sebagai tokoh
kebebasan berpikir, tidak ambil pusing. Bagi
dia, di dalam Islam pun telah ada porno.
Jadi tidak perlu diperdebatkan. Berikut cerita
mengenai 189 Gaya Bersetubuh yang dikutip
dari berbagai
sumber.
|
|
Krisis
|
Ketika semua pihak berteriak musnahkan
pornoaksi dan pornografi di negeri ini karena
tidak sesuai dengan syariat Islam, Gus Dur
justru kurang
sependapat.
|
|
Reaksi
|
Gus Dur berusaha
mengambil contoh dari sisi pandangan Islam
tentang porno tersebut. Misalnya saja ketika Gus Dur menjawab
interview, Gus Dur menyebut kitab Raudlatul
Mu’aththar sebagai korban tentang
kesalahan memandang pengertian daripada
kata porno.
|
|
Koda
|
“Anda tahu, kita Raudlatul Mu’aththar
(Kebun Wewangian) itu merupakan kitab
Bahasa Arab yang isinya tata cara
bersetubuh dengan 189 gaya."
"Kalau
begitu, kitab itu cabul dong?”
|
2. Kebahasaan
Berikut analisis
kebahasaan teks anekdot “Gus Dur dan UU Pornografi”
|
No.
|
Ciri Kebahasaan Anekdot
|
|
|
1.
|
Kalimat yang
menyatakan peristiwa masa lalu
|
Humor ini muncul saat Dewan Perwakilan
Rakyat akan mengesahkan Rancangan
Undang-undang Pornografi menjadi undangundang
pada pertengahan
2008.
|
|
2.
|
Kojungsi yang
menyatakan hubungan waktu atau sebab-akibat
|
Ketika semua pihak
berteriak musnahkan
pornoaksi dan pornografi di negeri ini karena
tidak sesuai dengan syariat Islam, Gus Dur
justru kurang
sependapat.
|
|
3.
|
Penggunaan kata
kerja aksi
|
Ketika semua pihak berteriak
musnahkan
pornoaksi dan pornografi di negeri ini karena
tidak sesuai dengan syariat Islam, Gus Dur
justru kurang sependapat.
|
|
4.
|
Kalimat retoris
|
"Kalau
begitu, kitab itu cabul dong?”
|
|
5.
|
Kalimat perintah
|
_
|
|
6.
|
Kalimat seru
|
_
|
3. Makna Tersirat
Teks anekdot “Gus
Dur dan UU Pornografi’ menyampaikan bahwa banyak orang yang salah dalam
memandang pengertian kata dari ‘Porno’ sehingga dapat menimbulkan pro dan
kontra yang berlebihan.
|
24.Becak
Dilarang Masuk
Saat
menjadi presiden, Gus Dur pernah bercerita
kepada Menteri Pertahanan saat itu, Mahfud MD, tentang orang Madura yang katanya banyak akal dan cerdik. Cerita
ini masuk dalam buku Setahun bersama Gus Dur, Kenangan Menjadi Menteri di Saat
Sulit.
Ceritanya,
ada tukang becak asal Madura yang
pernah dipergoki oleh polisi ketika melanggar
rambu “becak dilarang masuk”. Tukang
becak itu masuk ke jalan yang ada rambu
gambar becak disilang dengan garis hitam
yang berarti jalan itu tidak boleh dimasuki
becak.
“Apa
kamu tidak melihat gambar itu? Itu kan gambar
becak tidak boleh masuk jalan ini,” bentak
polisi. “Oh
saya melihat pak, tapi itu kan gambarnya
becak kosong. Becak saya kan ada
yang mengemudi,” jawab si tukang becak
. “Bodoh, apa kamu tidak bisa baca? Di
bawah gambar itu kan ada tulisan bahwa becak dilarang masuk,” bentak pak polisi
lagi. “Tidak pak, saya tidak bisa baca, kalau
saya bisa membaca maka saya jadi polisi
seperti sampeyan,
bukan jadi tukang becak seperti ini,”
jawab si tukang becak sambil cengengesan.
Analisis Struktur, Kebahasaan,
dan Makna Tersirat Teks Anekdot “Becak Dilarang Masuk”
1. Struktur
2. Kebahasaan
Berikut analisis kebahasaan teks
anekdot “Becak Dilarang Masuk”.
3. Makna
Tersirat
Teks anekdot “Becak Dilarang Masuk” menyampaikan
tentang sindiran
terhadap orang Madura yang banyak akal dan cerdik namun tidak bisa membaca /menyoroti
masalah…/mengkritisi masalah….
|
25.
Radio Islami
Seorang Indonesia yang
baru pulang menunaikan ibadah haji terlihat marah- marah.
“Lho kang, ngopo
ngamuk-ngamuk mbanting radio? (Kenapa ngamuk-ngamuk membanting radio?)” tanya
kawannya penasaran.
“Pembohong! Gombal!”
ujarnya geram. Temannya terpaku kebingungan.
“Radio ini di Mekkah
tiap hari ngaji Alquran terus. Tapi di sini, isinya lagu dangdut tok. Radio
begini kok dibilang radio Islami.”
“Sampean (Anda) tahu
itu radio Islami dari mana?”
“Lha…, itu bacaannya
all-transistor. Kan pakai Al."
Analisis
Struktur, Kebahasaan, dan Makna Tersirat Teks Anekdot “Radio Islami”
1. Struktur
Struktur teks anekdot di atas sudah
lengkap. Abstraksi, orientasi, krisis, reaksi, dan koda sudah ada di dalam
teks. Buktinya adalah sebagai berikut.
|
Struktur
|
Teks
|
|
Abstraksi
|
Seorang Indonesia yang baru pulang
menunaikan ibadah haji terlihat marah- marah.
|
|
Orientasi
|
“Lho kang, ngopo ngamuk-ngamuk
mbanting radio? (Kenapa ngamuk-ngamuk membanting radio?)” tanya kawannya
penasaran.
|
|
Krisis
|
“Pembohong! Gombal!” ujarnya geram.
Temannya terpaku kebingungan.
|
|
Reaksi
|
“Radio ini di Mekkah tiap hari ngaji
Alquran terus. Tapi di sini, isinya lagu dangdut tok. Radio begini kok
dibilang radio Islami.”
|
|
Koda
|
“Sampean (Anda) tahu itu radio Islami
dari mana?”
“Lha…, itu bacaannya all-transistor.
Kan pakai Al."
|
2. Kebahasaan
Berikut analisis kebahasaan teks anekdot
“Radio Islami”.
|
No.
|
Ciri Kebahasaan Anekdot
|
|
|
1.
|
Kalimat yang menyatakan peristiwa masa lalu
|
Seorang Indonesia yang baru pulang
menunaikan ibadah haji terlihat marah- marah.
|
|
2.
|
Konjungsi yang menyatakan hubungan waktu atau sebab-akibat
|
“Radio ini di Mekkah tiap hari ngaji
Alquran terus. Tapi di sini, isinya lagu dangdut tok. Radio begini kok
dibilang radio Islami.”
|
|
3.
|
Penggunaan kata kerja aksi
|
“Lho kang, ngopo ngamuk-ngamuk mbanting radio? (Kenapa ngamuk-ngamuk membanting radio?)” tanya kawannya
penasaran.
|
|
4.
|
Kalimat retoris
|
“Sampean (Anda) tahu itu radio Islami
dari mana?”
|
|
5.
|
Kalimat perintah
|
-
|
|
6.
|
Kalimat seru
|
“Pembohong! Gombal!” ujarnya geram.
Temannya terpaku kebingungan.
|
3. Makna
Tersirat
Teks anekdot “Radio Islami” mengkritisi
masalah yang seharusnya radio islami menyiarkan lantunan surah-surah dalam
Al-Quran tetapi Radio Islami tesebut berisi lagu-lagu dangdut.
|
26. Ho Oh
Seorang ajudan Presiden Bill Clinton dari Amerika Serikat sedang
jalan-jalan di Jakarta. Karena bingung dan tersesat, dia kemudian bertanya
kepada seorang penjual rokok. "Apa betul ini Jalan Sudirman?"
"Ho oh," jawab si penjual rokok. Karena bingung dengan jawaban
tersebut, dia kemudian bertanya lagi kepada seorang Polisi yang sedang
mengatur lalu lintas. "Apa ini Jalan Sudirman?" Polisi menjawab,
"Betul." Karena bingung mendapat jawaban yang berbeda, akhirnya dia
bertanya kepada Gus Dur yang waktu itu kebetulan melintas bersama ajudannya.
"Apa ini Jalan Sudirman?" Gus Dur menjawab "Benar." Bule
itu semakin bingung saja karena mendapat tiga jawaban yang berbeda. Lalu
akhirnya dia bertanya kepada Gus Dur lagi, mengapa waktu tanya tukang rokok
dijawab "Ho oh," lalu tanya polisi dijawab "betul" dan
yang terakhir dijawab Gus Dur dengan kata "benar." Gus Dur tertegun
sejenak, lalu dia berkata, "Ooh begini, kalau Anda bertanya kepada
tamatan SD maka jawabannya adalah ho oh, kalau yang bertanya kepada tamatan
SMA maka jawabannya adalah betul. Sedangkan kalau yang bertanya kepada
tamatan Universitas maka jawabannya benar." Ajudan Clinton itu
mengangguk dan akhirnya bertanya, "Jadi Anda ini seorang sarjana?"
Dengan spontan Gus Dur menjawab, "Ho ... oh!"
1. Struktur
Struktur teks anekdot di atas sudah
lengkap. Abstraksi, orientasi, krisis, reaksi, dan koda sudah ada di dalam
teks. Buktinya adalah sebagai berikut.
2. Kebahasaan
Berikut analisis kebahasaan teks
anekdot “Ho Oh”
3. Makna
Tersirat
Meski seseorang adalah lulusan
universitas atau seorang sarjana, jika tidak berfikir panjang dengan otaknya
maka tetap akan terlihat seperti lulusan SD.
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||
|
27. DPR Turun Pangkat
Dia juga sempat melontarkan guyonan
tentang prilaku anggota Dewn Perwakilan Rakyat. Sempat menyebut mereka
sebagai anak Taman Kanak-Kanak. Gus Dur berseloroh anggota DPR sudah “Turun
Pangkat” setelah ricuh dalam sidang paripurna pembahasan kenaikan bahan bakar
minyak (BBM) pada 2004 silam.
“DPR dulu TK, sekarang Playgroup,” kata
Gus Dur, ketika memnjawab pertanyaan wartawan tentang kejadian di DPR saat
sidang itu.
Analisis Struktur, Kebahasaan,
dan Makna Tersirat Teks Anekdot “DPR Turun Pangkat”
1.
Struktur
Struktur teks anekdot di atas tidak
lengkap. Abstraksi, orientasi, krisis, reaksi sudah ada, namun koda
tidak ada di dalam teks. Buktinya
adalah sebagai berikut.
2.
Kebahasaan
Berikut analisis kebahasaan teks
anekdot “DPR Turun Pangkat”
3. Makna
Tersirat
TK dan Playgroup: menyatakan sifat anggota DPR
yang kekanak-kanakan.
|
28. Dicium Artis Cantik
Magnet sense of humor
Gus Dur yang tinggi membuat kesengsem salah satu artis cantik saat hadir dalam
suatu acara di rumah salah seorang pengasuh Pondok Kajen. Saking gemesnya,
artis itu dengan santai langsung ngesun (mencium) pipi Gus Dur tanpa pake
permisi.Jelas beberapa di antara mereka yang hadir langsung dibikin kaget dan
bingung. Siapa yang kuat ngeliat kiat nyentrik cuma diem aja disun (dicium)
artis cantik.Tak lama kemudian begitu sudah agak sepi, Gus Mus yang sedang di
antara mereka, langsung numpahin sederet kalimat yang sudah dari tadi cuma bisa
disimpan dalam hati. “Loh Gus, Kok Gus Dur diam saja sih disun sama perempuan?’Dengan
santai dan silakan bayangin sendiri gayanya, Gus Dur malah ngasih jawaban
sepele.“Lha wong saya kan nggak bisa lihat. Ya mbok sampeyan jangan pengin.”
Analisis Struktur, Unsur
Kebahasaan, dan Makna Tersirat Teks
Anekdot “Sebuah Kejanggalan”
1.
Struktur
Struktur teks anekdot diatas sudah lengkap. Abstraksi,
orientasi, krisis, reaksi, dan koda sudah ada didalam teks. Buktinya adalah
sebagai berikut.
|
Struktur
|
Teks
|
|
Abstraksi :
|
Magnet
sense of humor Gus Dur yang tinggi membuat kesengsem salah satu artis cantik
saat hadir dalam suatu acara di rumah
salah seorang pengasuh Pondok Kajen.
|
|
Orientasi
:
|
Saking
gemesnya,artis itu dengan santai langsung ngesun (mencium) pipi Gus Dur tanpa
pake permisi.
|
|
Krisis :
|
Tak lama kemudian begitu udah agak sepi,Gus
Mus yang sedang diantara mereka,langsung numpahin sederet kalimat yang sudah
dari tadi cuma bisa disimpan dalam hati.”Loh Gus,Kok Gus Dur diam saja sih
disun sama perempuan?”.
|
|
Reaksi
:
|
Dengan
santai dan silakan bayangin sendiri gayane,Gus Dur malah ngasih jawaban yang
sepele.
|
|
Koda
:
|
“Lha wong saya kan nggak bias lihat.Ya mbok
sampeyan jangan pengin”.
|
2.
Unsur Kebahasaan
Berikut
analisis unsur kebahasaan teks anekdot “Sebuah Kejanggalan”
|
Ciri
Kebahasaan Anekdot
|
|
|
Kalimat
yang menyatakan masalalu :
|
-
|
|
Kalimat
Retoris :
|
“Loh
Gus,Kok Gus Dur diam saja sih disun sama perempuan?”
|
|
Penggunaan
konjungsi yang menyatakan hubungan waktu :
|
Tak lama kemudian
begitu udah agak sepi,Gus Mus yang sedang diantara mereka,langsung numpahin
sederet kalimat yang sudah dari tadi
cuma bisa disimpan dalam hati.
|
|
Penggunaan
kata kerja asksi :
|
Saking gemesnya,artis itu dengan santai
langsung ngesun (mencium)
pipi Gus Dur tanpa pake permisi.
|
|
Penggunaan
kalimat perintah :
|
-
|
|
Penggunaan
kalimat seru :
|
“Lha
wong saya kan nggak bias lihat.Ya mbok sampeyan jangan pengin”.
|
3.Makna Tersirat
Jangan iri dengan
orang yang lebih beruntung karena dibalik kelebihannya terdapat kekurangan.
|
29. NU Diskon
Suatu hari, di bulan Ramadan, Gus Dur
bersama seorang kiai lain
(kiai Asrowi) pernah diundang ke kediaman mantan
presiden Soeharto untuk buka
bersama. Setelah buka, kemudian salat Maghrib
berjamaah. Setelah minum
kopi, teh dan makan, terjadilah dialog antara Soeharto dan
Gus Dur.
“Gus Dur sampai malam di sini?”
“Engga Pak! Saya harus segera pergi ke
‘tempat lain’.”
“Oh iya ya ya… silaken. Tapi kiainya kan
ditinggal di sini ya?”
“Oh, iya Pak, tapi harus ada penjelasan.”
“Penjelasan apa?”
“Salat Tarawihnya nanti itu ngikutin NU lama
atau NU baru?”
Soeharto jadi bingung, baru kali ini dia
mendengar ada NU lama dan NU
baru. Kemudian dia bertanya.
“Lho NU lama dan NU baru apa bedanya?”
”Kalau NU lama, Tarawih dan Witirnya itu 23
rakaat,” kata Gus Dur.
“Oh iya iya ya ya… ga apa-apa….”
Gus Dur sementara diam.
“Lha kalau NU baru?” tanya Soeharto.
“Diskon 60 persen. Salat Tarawih dan
Witirnya cuma tinggal 11
rakaat.
”Semua tamu buka puasa langsung tertawa.
Analisis Struktur, Kebahasaan,
dan Makna Tersirat Teks Anekdot “NU Diskon”
1. Struktur
2. Kebahasaan
3. Makna
Tersirat
Teks anekdot “NU Diskon” menyampaikan tentang sholat tarawih dan witir NU/menyoroti
masalah perbedaan
sholat tarawih dan witir NU/mengkritisi masalah rakaat sholat tarawih dan witir NU.
|
Komentar
Posting Komentar